Ekonomi Indonesia Jauh dari "Overheating"
Indonesia Economy Far From Overheating
Reporter : Roni Said
Editor : Ismail Gani
Translator : Parulian Manalu

Jakarta (B2B) - Peluang terjadinya pemanasan ekonomi (overheating economy) dalam dua tahun ke depan sangat kecil, namun pemanasan ekonomi bisa terjadi jika pertumbuhan sektoral tidak merata dan pembangunan infrastruktur tidak berjalan.
Direktur Direktorat Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan saat ini belum ada indikator yang menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia akan overheating.
Overheating terjadi akibat pergerakan ekonomi yang terlalu cepat, hal ini ditunjukkan oleh kenaikan harga yang tidak wajar, dan neraca pembayaran defisit berlebihan. Juga pertumbuhan ekonomi yang melebihi kapasitas, pertumbuhan kredit yang cukup tinggi serta harga aset yang menggelembung (bubble) dan defisit fiskal yang besar.
“Dari indikator yang ada Indonesia belum menunjukan hal tersebut,” katanya.
JAKARTA (B2B) – Possibility of economic overheating within the next two years is very small, but it can occur due to slower growth and infrastructure development.
Director of the Directorate of the Monetary Policy at Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo said currently there is no indicator that Indonesia's economy is going to overeat.
Overheating occurs due to rapid economic movement, shown by too drastic price hike and large deficit in balance of payments. It is also caused by economic growth which exceeds capacity, high credit growth and bubble asset prices as well as large fiscal deficits.
"Indonesia has not shown such indicators," he said.