Pemerintah Harus Panggil Dubes dari Negara yang Diduga Sadap SBY

Gov`t Should Summon Wiretapping Countries` Ambassador

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Pemerintah Harus Panggil Dubes dari Negara yang Diduga Sadap SBY
Ilustrasi: venturebeat.com

Jakarta (B2B) - Pemerintah harus memanggil duta besar negara-negara yang diduga menyadap telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, untuk penjelasan karena merupakan keprihatinan nasional.

"Ini bukan hanya perhatian Presiden tapi jadi masalah," kata Wakil Ketua Partai Gerakan Indonesia (Gerindra) Fadli Zon.

Seperti diberitakan sebelumnya oleh Australia Sidney Morning Herald pada hari Jumat, Perdana Menteri Kevin Rudd meraih manfaat atas kegiatan spionase terjadi ketika Presiden Yudhoyono menghadiri KTT G20 di London pada 2009.

Sebuah sumber anonim yang dekat dengan pemerintah Australia mengatakan, pada April 2009, delegasi Australia memperoleh dukungan intelijen dari Inggris dan Amerika Serikat.

Zon mengatakan itu tidak cukup bagi Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa hanya meminta klarifikasi dari negara yang dituduhkan, karena hanya akan menunjukkan kelemahan Indonesia dalam diplomasi.

"Pemerintah harus bertindak lebih tegas dengan memanggil duta besar negara-negara tersebut," katanya.

Fadli Zon juga berharap untuk evaluasi prosedur keamanan Presiden dan mencegah hal yang memprihatinkan tersebut kembali terulang.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan bahwa insiden itu sangat memprihatinkan terhadap kode etik hubungan internasional.

"Jika benar maka sangat memprihatinkan dan melanggar kode etik hubungan internasional," kata Marty.

Sementara itu, Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Marciano Norman mengatakan bahwa insiden tersebut masih dalam verifikasi.

"Kami tidak sepenuhnya percaya pada berita. Hal ini masih sepihak sehingga klarifikasi dari pihak lain yang diperlukan. Kami mencari informasi yang benar. Saat ini masih dalam proses," kata Marciano.

Marciano mengatakan bahwa seorang kepala negara harus memperoleh jaminan keamanan selama kunjungannya ke negara lain, tidak hanya saat melakukan kegiatan, tetapi juga dalam hal keamanan informasi.

Kegiatan penyadapan, kata dia, memaksa Indonesia untuk melakukan upaya maksimal untuk mengevaluasi sistem keamanan sehingga tidak akan terulang lagi.

Ia menilai perkembangan teknologi yang cepat saat ini membutuhkan keterampilan khusus untuk mencegah kebocoran informasi negara.

Jakarta (B2B) -  The government should summon ambassadors of the countries that have allegedly wiretapped President Susilo Bambang Yudhoyono for an explanation because it is a national concern.

"This is not only the President`s concern but a national one," the vice chairman of the Great Indonesia Movement Party (Gerindra) Fadli Zon said.

As reported earlier by Australian Sidney Morning Herald on Friday, the Prime Minister Kevin Rudd gained an advantage over the espionage activity taking place when President Yudhoyono attended the G20 Summit in London, 2009.

An anonymous source close to the Australian govt said, in April 2009, the Australian delegation gained intelligence support from Britain and United States.

Zon said it is not enough for foreign minister Marty Natalegawa to only ask for clarification from the alleged countries, because it will only show the country`s weakness in diplomacy.

"Govt should act more decisively by summoning the countries` ambassadors," he said.

Zon also hoped for the evaluation of the President`s security procedures and provisions to avoid its recurrence.

Meanwhile, Foreign Minister Marty Natalegawa said that the incident was very concerning and against international relations` code of conduct.

"If it is true then it is very concerning and violate the code of conduct of international relations," the minister said.

The National Intelligence Agency (BIN) chief Marciano Norman meanwhile said that the incident still has yet to be verified.

"We did not fully believe in the news report. It is still one-sided and so clarification from the other parties is needed. We are looking for true information. Currently it is under process," Marciano said.

Marciano said that a head of state should obtain security guarantee during a visit to another country, not only while performing his activities but also in terms of information security.

The wiretapping incident, he said, has forced Indonesia to make its best efforts to evaluate the security system so that it would not happen again.

He considered current rapid technological development requiring specialized skills to prevent any leakage of state information.