245 Tewas Akibat Bencana Alam Sejak Awal 2014
245 Indonesian People Killed in Natural Disasters Since Earley 2014
Reporter : Rizki Saleh
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
Jakarta (B2B) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan ada 245 orang meninggal akibat bencana yang terjadi sejak awal 2014.
"Dari Januari hingga bulan ini saja, ada 372 kali kejadian. Korban meninggal mencapai 245 jiwa, luka-luka 1.523 jiwa dan korban mengungsi 1.044.990 jiwa," kata Kepala BNPB Syamsul Maarif saat rapat dengar pendapat di Komisi VIII DPR RI di Jakarta, Selasa.
Berdasarkan data BNPB, sekitar 80 persen korban didominasi oleh bencana hidro meteorologi, seperti banjir, longsor, kekeringan, kebakaran lahan dan hutan serta gelombang pasang.
Sejak awal tahun, pihaknya juga mencatat ada 3.000 unit lebih rumah yang rusak berat, 603 unit rumah rusak sedang, 5.637 unit rumah rusak ringan dan sebanyak 271.109 unit rumah terendam.
Sementara itu, sebanyak 54 unit sarana pendidikan, 51 unit sarana peribadatan dan 17 sarana kesehatan juga mengalami kerusakan. Ada pun lahan pertanian yang rusak mencapai 54.972 hektar.
"Tren ke depan akan terus meningkat, karena kebutuhan manusia yang selalu berkembang dan yang menjadi persoalan tersendiri untuk masalah kependudukan," katanya.
Dijelaskan Syamsul, pada 2014, jumlah kejadian banjir mencapai 148 kali dengan korban hilang dan meninggal hilang 66 jiwa serta 7 lainnya luka.
Sebanyak 1.260.882 jiwa harus mengungsi karena ada 484 unit rumah yang rusak berat, 69 unit rumah rusak sedang dan 123 unit rumah rusak ringan. Sedangkan 269.903 unit rumah ikut terendam banjir.
"Selanjutnya, tanah longsor menempati urutan kedua, dengan 99 kejadian. Korban hilang 72 jiwa, luka-luka 31 jiwa serta sekitar 14.296 jiwa lainnya harus mengungsi," jelasnya.
Ada pun rumah yang rusak berat akibat tanah longsor mencapai 1.474 unit, rumah rusak sedang 204 unit, rumah rusak ringan 741 unit dan 50 unit lainnya terendam karena longsor. Bencana longsor juga rusak sarana pendidikan dan 63 hektare lahan pertanian.
Puting beliung menempati kejadian di peringkat ketiga, yaitu sebanyak 94 kali kejadian. Total korban meninggal mencapai 35 jiwa, luka-luka 34 jiwa, dan 1.509 jiwa mengungsi.
Rumah rusak berat sebanyak 401 unit, eumah rusak sedang 267 unit, rumah rusak ringan 3.546 unit. Sementara itu, sarana pendidikan yang rusak sebanyak 12 unit, sarana peribadatan 19 unit, dan 3 unit sarana bangunan lain.
Selanjutnya, bencana gelombang pasang terjadi 6 kali dan mengakibatkan 3.000 jiwa mengungsi karena 13 unit rumah rusak berat dan 642 unit rumah rusak ringan.
"Letusan gunung api ada dua kejadian. Yang meninggal dan hilang 24 jiwa, korban luka-luka 1.423 jiwa dan sebanyak 120.839 jiwa harus mengungsi," jelasnya.
Jakarta (B2B) - 245 Indonesian people were killed in natural disasters since early this year as reported by Indonesian National Disasters Mitigation Agency (BNPB).
The BNPB data shows that about 80 percent of the disasters were hydro-meteorological disasters, such as floods, landslides, drought, land and forest fires and tsunami.
"From January until now, there have been 372 disasters that claimed the lives of 245 victims. About 1,523 people suffered from injuries, while another 1,044,990 were evacuated," head of the BNPB, Syamsul Maarif, said at a hearing with the House of Representatives' Commission VIII on social affairs, here on Tuesday.
Since early this year, the agency also reported, 3,000 houses were heavily damaged and 603 and 5,637 were, respectively, moderately and lightly damaged. The number of houses that was submerged under water reached 271,109.
In the meantime, a total of 54 schools, 51 houses of worship and 17 medical care centers were also damaged.
Regarding damaged agricultural areas, the agency noted that it has increased to 54,972 hectares.
"There will be an upward trend in the future because the people's demands are also increasing. So the population also poses a special problem," the BNPB chief stated.
A number of natural disasters have affected the country in the past few weeks.
Last month, Mount Kelud, located on the border of the three districts of Kediri, Blitar,and Malang, erupted at around 10:50 p.m., spewing ash and gravel.
The volcanic ash dispersed as far away as West Java and the West Nusa Tenggara provinces located hundreds of kilometers away.
The volcano spewed volcanic materials as high as 17 kilometers, estimated to reach 200 million cubic meters, which were then dispersed by the winds.
The eruption forced tens of thousands of people to flee their homes.
President Yudhoyono inspected Mt. Kelud's eruption evacuation center at An-Nuur Mosque in Kediri.
The evacuation center at the mosque accommodates some three thousand people from villages within a radius of 7 to 10 kilometers from the mountain.
While in East Java, the President also inspected an evacuee command post in the Nglegok village in Blitar district on Monday evening.
The president expressed hope that the volcanic activity on Mount Kelud will soon return to normal levels and the evacuees will be able to live together with their families in their homes.
However, the evacuees need to be patient until the situation is resolved, he added.
