Kepatuhan Koperasi Ditingkatkan, Kemenkop UKM Gandeng Pemerintah Daerah

Distribution of Government Affairs Supervision of Cooperation and SMEs

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Kepatuhan Koperasi Ditingkatkan, Kemenkop UKM Gandeng Pemerintah Daerah
Deputi Bidang Pengawasan Koperasi Kemenkop UKM, Meliadi Sembiring saat menutup `Workshop Penerapan Kepatuhan Koperasi` di Bandung, Jabar (Foto & Tabel: istimewa)

Bandung, Jawa Barat (B2B) - Pemerintah RI melalui Kementerian Koperasi dan UKM akan menggandeng pemerintah daerah di tingkat kabupaten/kota hingga provinsi sebagai mitra strategis untuk pembinaan dan pengawasan koperasi yang dibagi sesuai wilayah keanggotaan menyikapi sistem desentralisasi sesuai ketentuan otonomi daerah, dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyatakan siap mendukung visi dan misi Deputi Bidang Pengawasan Koperasi di Kementerian Koperasi dan UKM.

Deputi Bidang Pengawasan Koperasi Kemenkop UKM, Meliadi Sembiring mengatakan pemerintah pusat memandang penting kerjasama dengan pemerintah daerah sehingga kementerian dapat bersinergi dengan pemerintah daerah dalam membina dan mengawasi koperasi dengan menempatkan peran pemerintahan daerah sebagai mitra strategis.

"Kerjasama strategis tersebut sebagai solusi terhadap sistem desentralisasi karena mengakibatkan kewenangan urusan pembinaan dan pengawasan koperasi dibagi sesuai wilayah keanggotaan, dan pemerintah pusat berupaya melakukan pembinaan dan pengawasan koperasi," kata Meliadi Sembiring di Bandung pada Jumat ketika menutup 'Workshop Penerapan Kepatuhan Koperasi' di Garden Permata Hotel.

Kegiatan workshop yang dipimpin oleh Asisten Deputi Kepatuhan, Mohammad Yusuf Choerullah dihadiri 100 orang para pembina koperasi dari seluruh Provinsi Jawa Barat, koperasi induk wilayah (Kopinwil), akademisi, dan asosiasi usaha kecil dan menengah (UKM).

Tampak hadir anggota majelis pakar Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Indra Fahmi; akademisi koperasi Soebroto Hadisoegondo dan akademisi koperasi dari Universitas Diponegoro, Edy Rahardja; Sekretaris Deputi Pengawasan Koperasi, Daniel Asnur; dan Kepala Bagian Umum Deputi Pengawasan, Rudy Witjaksono.

Meliadi Sembiring menambahkan sasaran dari advokasi dan kerjasama kementerian dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan kepatuhan koperasi dalam menjalankan perangkat organisasi dan kegiatan usahanya dapat berjalan lancar sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

"Bagi koperasi yang bermasalah maka dapat diperoleh suatu metode pembinaan atau advokasi kepada koperasi untuk mengembalikan koperasi yang bermasalah kepada jati diri koperasi sesuai amanat undang-undang," kata Meliadi.

Keinginan Kemenkop UKM disambut baik oleh Kepala Dinas Koperasi Provinsi Jawa Barat, Dudi Sudrajat Abdulrahim yang mengantisipasi langkah pemerintah dengan melakukan restrukturisasi organisasi pada kantor yang dipimpinnya, karena diakuinya pengawasan koperasi belum maksimal dan kegiatan workshop diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengawas koperasi di Jawa Barat.

"Komitmen kami untuk mendukung kegiatan pengawasan di kementerian, kami pekan lalu juga mengikuti bimbingan teknis dari kementerian keuangan dan koordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan sebagai antisipasi koperasi dimanfaatkan untuk mengeruk untung," kata Dudi.

Yusuf Choerullah menambahkan setelah Makassar (Sulawesi Selatan), Mataram (Nusa Tenggara Barat), dan Bandung (Jawa Barat) maka kegiatan serupa akan dilaksanakan di provinsi lain seperti Bali dan Sulawesi Utara dalam waktu dekat.

Menurutnya, kolaborasi kementerian dan pemerintah provinsi menyusun peraturan akan bermanfaat untuk pengendalian dan pengawasan secara internal bagi koperasi, diikuti penyamaan persepsi bagi anggota selaku pemilik, pengurus dan pengawas serta pengelola koperasi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.

"Tercapainya efektifitas kerja baik dalam pelaksanaan pengelolaan organisasi managemen/kelembagaan, pengelolaan usaha koperasi maupun pengelolaan keuangan koperasi. Efisiensi dan effekifitas dalam hal pengawasan baik internal oleh  pengawas maupun eksternal oleh pejabat pemerintahan," kata Yusuf.

Bandung, West Java (B2B) - Indonesian government through the Cooperatives and SMEs Ministry will establish cooperation with the the regional administration as strategic partners for the development and supervision of cooperatives to respond decentralized system related to regional autonomy, and the West Java provincial government said it was willing support the vision and mission of Deputy Minister of Supervision

The Deputy Minister of Supervision Meliadi Sembiring said the central government considers it important for cooperation with local governments so that the ministry can work together to do the guidance and supervision of the cooperative, and positioned the regional administration as the strategic partners.

"The strategic cooperation as a solution of a decentralized system the authority related to the guidance and supervision of cooperative membership divided according to the region, and central government seeks to nurture and supervise cooperatives in the region," Deputy Sembiring said here on Friday (August 5) while closed closing the Cooperative Compliance Implementation Workshop.

The workshop who was led by Assistant Deputy of Compliance, Mohammad Yusuf Choerullah was attended by 100 participants from the provincial-level supervisors, representatives of secodary cooperatives, academics, and associations of small and medium enterprises (SMEs).

It was attended by researcher from Indonesia Cooperative Council, Indra Fahmi; cooperative thinker, Subroto Hadisoegondo; Diponegoro University lecturer, Edy Rahardja; Secretary Deputy of Supervision, Daniel Asnur;  and the Head of General Affairs of Supervision, Rudy Witjaksono.

Sembiring added goals of advocacy and cooperation to improve compliance cooperative in implementing the provisions of the organization and business operations to run smoothly according to the laws.

"In the future, will be made of the methods of advocacy to overcome the obstacles in the unlawful cooperative," he said.

The cooperation plan was welcomed by the head of the provincial department of cooperatives, Dudi Sudrajat Abdulrahim by restructuring the organization at the office he leads, and he admits the supervision of cooperatives in West Java province not maximized and the workshop is expected to increase the capacity of the cooperative supervisors.

"Our commitment support the supervision of the ministry, we also have participated in the technical guidance of the Ministry of Finance, and coordination with the Financial Services Authority," Abdulrahim said.

Yusuf Choerullah adds after Makassar of South Sulawesi provincial capital, Mataram (West Nusa Tenggara), and Bandung (West Java) that similar activities will be implemented in other provinces such as Bali and North Sulawesi.

According to him, the collaboration of ministries and provincial governments will support internal control and supervision in of cooperatives, encouraging cooperative members doing business, improving work ethic cooperative board in carrying out its duties and responsibilities.