Indonesia Banking School Terapkan Kurikulum KKNI Hadapi MEA 2015

Indonesian Banking School Applying Specific Curriculum Facing AEC 2015

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Indonesia Banking School Terapkan Kurikulum KKNI Hadapi MEA 2015
Kampus STIE IBS di kawasan Kemang, Jakarta Selatan dan Rektor Subarjo Joyosumarto (insert) Foto2: istimewa

Jakarta (B2B) - Perguruan tinggi di Indonesia harus menerapkan kurikulum pendidikan sesuai Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) untuk menyongsong implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 karena sumber daya manusia (SDM) Indonesia harus mampu bersaing dengan SDM dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

"Masalah SDM masih menjadi kendala dalam menghadapi MEA 2015, bukan hanya bersaing dengan SDM dari negara lain tapi juga harus siap bekerja di negara-negara ASEAN lainnya. Perguruan tinggi yang tidak menerapkan KKNI akan menciptakan lulusan pengangguran," kata Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School (STIE IBS) Subarjo Joyosumarto di Jakarta, Sabtu (19/9) pada Dies Natalis ke-11 STIE IBS.

Dia menambahkan, STIE IBS menerapkan kurikulum pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri perbankan di masa mendatang, khususnya menghadapi MEA 2015, karena Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak, dan pasarnya sangat luas termasuk sektor perbankan di antara negara-negara anggota ASEAN lainnya.

"Jika merujuk pada MEA 2015 maka lulusan STIE IBS harus mampu bersaing di dalam negeri, dan juga harus siap untuk bekerja di negara-negara ASEAN lainnya," kata Subarjo.

Menurutnya, STIE IBS saat ini telah menjalin kerjasama dengan 14 bank di Indonesia antara lain BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat, dan BCA Syariah, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kerja magang dari mahasiswa semester tujuh, yang menjadi syarat kelulusan setiap mahasiswa untuk menyelesaikan satuan kredit semester (SKS), dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3.00 ke atas, dilengkapi sertifikat General Banking I dan Risk Management I serta nilai TOEFL di atas 550.

"Standard tinggi TOEFL ini dimaksudkan agar lulusan IBS mampu bersaing dengan tenaga-tenaga kerja di kawasan regional ASEAN,  dan juga memungkinkan mereka untuk bekerja di bank-bank luar negeri," kata Subarjo.

Jakarta (B2B) - Universities in Indonesia must implement appropriate educational curriculum Indonesian National Qualifications Framework or KKNI for the ASEAN Economic Community in 2015, human resources in Indonesia should be able to compete with the human resources of the ASEAN member countries.

"The issue of human resources is still a constraint facing AEC 2015, not only to compete with human resources from other countries but should be ready to work abroad, especially in Southeast Asia. Universities that do not implement the KKNI will create graduate unemployment," said Rector of College of Economics of Indonesia Banking School or STIE IBS, Subarjo Joyosumarto here on Saturday (9/19) at the 11th Anniversary.

He added, STIE IBS implement the educational curriculum according to the needs of the banking industry, especially in the face AEC 2015, as Indonesia is the country with the largest population, and the potential market including the banking sector of ASEAN member countries.

"Referring to the AEC 2015, graduated from STIE IBS should be able to compete within the country, and is ready to work in the ASEAN countries," Mr Joyosumarto said.

According to him, STIE IBS currently has cooperated with 14 banks in Indonesia such as BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat, and BCA Syariah, as well as a workplace internship of student semester of seven, as a requirement graduation each student with a GPA at least 3:00 up plus certificates of General Banking I, and Risk Management I and a TOEFL score above 550.

"Standard TOEFL IBS so that graduates are able to compete with scholars in the ASEAN region, and also allows them to work in banks abroad," he said.