Ujian Kompetensi, SMKPP Kementan Gelar Sertifikasi bagi Tenaga Teknis Pertanian

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Ujian Kompetensi, SMKPP Kementan Gelar Sertifikasi bagi Tenaga Teknis Pertanian
SMKPPN SEMBAWA: Sertifikasi kompetensi dilaksanakan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia disingkat SKKNI, standar internasional dan atau standar khusus.

Banyuasin, Sumsel [B2B] - Kementerian Pertanian RI terus berupaya meningkatkan kualitas SDM pertanian melalui lembaga uji kompetensi bidang pertanian yang kredibel dan diakui. Untuk itu, Tempat Uji Kompotensi [TUK] SMK PP Negeri Sembawa menggandeng Lembaga Sertifikasi Profesi Kementan [LSP] menggelar Uji Sertifikasi Profesi [USP] selama empat hari, 28 Februari - 2 Maret 2024 untuk Program Studi ATPH, ATU dan APHP.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi pada berbagai kesempatan mengatakan bahwa pendidikan vokasi membangun sistem sertifikasi kompetensi bagi SDM pertanian.

"Sertifikasi kompetensi dilaksanakan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia disingkat SKKNI, standar internasional dan atau standar khusus,” kata Dedi Nursyamsi.

Secara terpisah, Kepala SMK PP Negeri Sembawa Yudi Astoni didampingi Wakil Kepala Pengajaran, Estri Rahajeng bersama Ketua TUK Yoniar Effendi telah mempersiapkan USP secara seksama dan matang, yang didahului kegiatan Bimbingan Teknis [Bimtek] Pra Sertifikasi.

"USP dirancang untuk menyiapkan tenaga teknis pertanian terampil baik sebagai job seeker ataupun job creator, dalam skema pembuat selesai buah mengacu SKKNI, nilai kompeten sebagai bukti peserta USP," katanya.

Sebanyak 30 peserta didik program studi Agribisnis Tanaman Pangan Hortikultura [ATPH] melaksanakan USP dengan skema sertifikasi yaitu Pembudidaya Sayuran yang menggandeng tiga assesor dari LSP Pertanian yaitu Ririn Yulianti [SMK N 1 Ploso Kalten, Jatim], Ismi Puji Wuraidah [Polbangtan Bogor] dan Nur Eva Hayati [Dirjen Horti, Kementan].

Untuk prodi Agribisnis Ternak Unggas [ATU] 31 peserta didik tingkat akhir mengikuti Uji Sertifikasi Profesi [USP] yang terbagi menjadi dua skema. Pertama, Skema Operator Kesehatan Unggas [vaksinator] diikuti 11 peserta dengan asesor Imam Agus Sutanto [BBPP Batu, Malang Jatim] dan kedua, Operator Kandang Unggas Pedaging diikuti 20 peserta dengan asesor Ilham Akbar Maulana, [SMK Prov Maluku] dan Didiek Rustanto [Praktisi Peternakan].

Sedangkan Program Studi Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian [APHP] Uji Kompetensi diikuti 28 peserta dengan skeman pembuat selai buah´ yang menggandeng tiga assesor dari LSP Pertanian antara lain Agitya Kistantoko [P4S Godong, Bojonegoro, Jatim], Rhezendra Dwiki Fahminato [UPT Pelatihan Pertanian Malang, dan M. Apuk Ismane [Puslatan Kementan].

Ketua Tempat Uji Kompetensi Yoniar Effendi menyampaikan dalam skema pembudidaya sayuran diantaranya meliputi menyiapkan lokasi pesemaian, melakukan kegiatan penyeliaan pesemaian, melakukan supervisi pekerjaan penanaman, melaksanakan program penanaman, mengelola irigasi dan sistem penanganannya, memelihara tanaman, menyediakan bahan perawatan tanaman, melakukan tindakan pengendalian gulma, melakukan tindakan pengendalian hama dan penyakit.

"Menilai kondisi tanaman, mengendalikan gulma, mengembangkan program pemupukan tanaman, memelihara, memonitor dan mengevaluasi sistem-sistem irigasi, mengelola gangguan-gangguan gulma, hama dan penyakit, mengelola kesehatan tanaman, memetik hasil tanaman, memanen hasil tanaman, dan melakukan penanganan pascapanen", tambah Yoniar.

Lebih lanjut Ketua TUK Yoniar menjelaskan unit kompetensi yang diujikan dalam skema operator kesehatan unggas [vaksinator] meliputi menerapkan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja [K3], melakukan biosekuriti, melakukan program vaksinasi, melakukan persiapan pengobatan, dan melakukan pengobatan massal.

"Sedangkan untuk unit kompetensi yang diujikan dalam skema operator kandang unggas pedaging meliputi: menerapkan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja atau K3, melakukan biosekuriti, menyiapkan kadang produksi, mengelola unggas periode starter, dan mengelola unggas periode finisher," kata Yoniar.

"Terakhir untuk skema pembyat selai buah kompetensi yang diujikan pada pembuatan selai buah meliputi prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja [K3], menerapkan program dan prosedur keamanan pangan, memilih cara, bahan kemasan, dan alat pengemasan manual dan proses pembuatan selai buah." Ujar Yoniar.

Mewakili Asesor LSP, M. Apuk Ismane pada penutupan menyampaikan tentang pelaksanaan dan hasil USP telah berjalan dengan lancar, selama empat hari melalui dua tahap yaitu tertulis dan praktik.

"Seluruh peserta yang mengikuti sertifikasi tenaga terampil teknis pertanian direkomendasikan kompeten, dengan menyandang gelar kompeten peserta didik, diharapkan memiliki bekal untuk terjun pada industri sektor pertanian selaku job creator maupun job seeker”, tutupnya. [titin/timhumas smkppnsembawa]

Banyuasin of South Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.