Visitasi Lampung, Kementan Buka Wawasan & Pengalaman Siswa SMKPPN

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Visitasi Lampung, Kementan Buka Wawasan &  Pengalaman Siswa SMKPPN
SMKPPN SEMBAWA: Kepala SMKPPN Sembawa, Yudi Astoni [kanan] menyerahkan plakat pada Asisten Kepala PTPN VII Unit Usaha Bekri, M Zen di sela kegiatan field trip [visitasi] 64 siswa SMKPPN Sembawa untuk membuka wawasan tentang DuDi dan Iduka.

Bandarlampung, Lampung [B2B] - Kementerian Pertanian RI mendorong dan mendukung upaya unit pelaksana teknis [UPT] pendidikan membuka wawasan dan pengalaman siswa tentang dunia usaha dan dunia industri [DuDi] maupun industri dan dunia kerja [Iduka] oleh Sekolah Menengah Kejuruan - Pembangunan Pertanian [SMK-PP] maupun Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan].

Upaya tersebut dilakukan oleh SMK-PP Negeri Sembawa melalui field trip [visitasi] bagi 64 siswa tingkat XI program studi [Prodi] Agribisnis Tanaman Perkebunan [ATP] mengunjungi PT Perkebunan Nusantara VII [PTPN] di Lampung yakni PTPN VII Unit Usaha Bekri, Kebun Percontohan dari Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi [BPTP] Lampung dan Balai Pelatihan Pertanian [BPP] Lampung, belum lama ini.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa ke depan pembangunan pertanian akan diteruskan oleh generasi muda. Petani-petani muda yang memiliki kompetensi jauh lebih baik, bahkan memiliki keterampilan tentang ilmu teknologi yang juga lebih baik. 

"Pertanian Indonesia akan jauh lebih baik jika pendidikan vokasi kita dapat menumbuhkan lulusan yang berjiwa agrosociopreneur, dibekali teknologi terbarukan serta pengetahuan jauh lebih baik," katanya.

Menurut Mentan, pengembangan SDM pertanian sangat penting untuk mengoptimalkan produktivitas sektor pertanian ke depan.

Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan sebagai pelaku pembangunan pertanian, petani dan penyuluh selayaknya mendapat prioritas dalam program pembangunan pertanian. Petani dan penyuluh berperan mengadakan pangan bagi 267 juta jiwa penduduk Indonesia

"Lulusan pendidikan vokasi dari SMKPPN dan Polbangtan harus bisa menjadi penggerak atau bahkan mampu memberikan peluang usaha ekonomi dengan membuka lapangan usaha khususnya di bidang pertanian," kata Dedi Nursyamsi.

Sebagai UPT Pendidikan Pertanian Kementan, SMKPPN Sembawa yang merupakan sekolah bagi calon pelaku pembangunan pertanian, melaksanakan kegiatan yang berupaya memberi kesempatan peserta didik memahami cara meningkatkan produktivitas komoditas pertanian.

Kepala SMKPP N Sembawa, Yudi Astoni mengatakan tujuan kegiatan, agar para siswa memahami manajemen produksi pada stakeholder yang dikunjungi dan cara meningkatkan produktivitas hasil pertanian setiap komoditas, sebagai cara mempersiapkan siswa didik  menjadi job creator dan job seeker andal dan mumpuni.

Asisten Kepala PTPN VII Unit Usaha Bekri, M Zen antusias menjelaskan tentang produktivitas komoditas sawitnya mencapai 24 ton per hektar. 

"Kami lakukan di sini adalah kegiatan manajemen kebun kelapa sawit, hal yang harus diperhatikan seperti bahan tanam harus dari sumber yang jelas, pemeliharaan rutin pada tanaman belum menghasilkan atau TBM dan tanaman menghasilkan [TM, pemupukan teratur, disiplin proses pemanenan danevaluasi," katanya.

"Adik-adik di sini tentunya wajib memiliki kompetensi yang harus dikuasai, ketika masuk dunia kerja baik teknis dan non teknis," tambah M. zen.

Sementara di Kebun Percobaan BPTP Lampung seluas 68 hektar, siswa fokus pada komoditas kopi dan lada yang didampingi Penyuluh BPTP Lampung, Erdiansyah yang menjelaskan beberapa upaya mendongkrak produktivitas dan pendapatan petani kopi seperti meningkatkan kapasitas SDM petani melalui pendampingan intensif;

diseminasi melalui Demplot, Denfarm dan Demarea paket teknologi rehabilitasi kopi meliputi replanting/grafting dengan optimalisasi klon unggul lokal maupun nasional; 

"Tak kalah penting adalah konservasi lahan, penerapan pemupukan berimbang, pemangkasan, pengendalian organisme pengganggu tanaman [OPT], introduksi tanaman sela komersial dengan pengaturan jarak tanam, integrasi dengan ternak kambing; serta meningkatkan mutu hasil dengan penerapan panen dan pasca panen sesuai prosedur.

Sebagai petani milenial, siswa SMKPPN Sembawa juga dibekali pengetahuan terkait smart farming serta Integrated Farming System Zero Waste pada tanaman jagung dan sapi di BPP Lampung. 

Kepala BPP Lampung Abdul Roni Angkat menyampaikan smart farming yang diterapkan berupa sistem irigasi tanaman yang dikendalikan oleh smartphone Android dari jarak jauh melalui koneksi internet atau internet of things [IoT] dengan biaya sangat rendah.

Cara kerja metode smart farming dengan memadukan beberapa komponen antara lain microcontroler, conventer dan relay yang disambungkan dengan sensor suhu dan kelembaban tanah. Untuk menggerakkan pompa dan valve dikendalikan smartphone via internet dan aplikasi Blynk IoT. [timhumassmkppnsembawa]

Bandarlampung of Lampung [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.