Kementan Ajak Generasi Muda Dukung Program Optimalisasi Lahan Rawa

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Kementan Ajak Generasi Muda Dukung Program Optimalisasi Lahan Rawa
SMKPPN SEMBAWA: Hadir membuka kegiatan Webinar MAF, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi [kanan] mengajak para petani milenial untuk mengatasi krisis pangan global melalui optimalisasi lahan pertanian yaitu pemanfaatan lahan rawa.

Banyuasin, Sumsel [B2B] - Kementerian Pertanian RI terus berupaya mendorong generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian, selain itu peran mereka dalam pembangunan pertanian sangat penting guna meningkatkan pertanian di Indonesia.

Saat ini, Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] kembali memanfaatkan dan mengembangkan lahan rawa sebagai alternatif peningkatan produksi padi.

Lahan rawa merupakan salah satu sumberdaya lahan yang potensial untuk pertanian, terutama tanaman pangan. Kendati demikian, secara alamiah lahan rawa memiliki karakter dan fisik lahan yang tidak subur dan air yang sulit dikendalikan. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri dalam hal menghasilkan teknologi pangan produktivitas lahan rawa.

Program yang dicanangkan oleh Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendukung swasembada pangan di Indonesia.

"Salah satu program untuk mencapai swasembada pangan dapat dilakukan melalui optimalisasi lahan rawa dalam peningkatan produksi pangan. Tentunya, program ini perlu melibatkan dukungan berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, penyuluh dan petani muda" katanya.

Dalam upaya menyukseskan program swasembada pangan, SMK PP Negeri Sembawa  menggelar Millenial Agriculture Forum (MAF) bertajuk ´Petani Milenial: Optimalisasi Lahan Rawa´ yang berlangsung secara daring melalui via daring pada Sabtu [2/03].

Hadir membuka kegiatan webinar, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi yang mengajak para petani milenial untuk mengatasi krisis pangan global melalui optimalisasi lahan pertanian yaitu pemanfaatan lahan rawa.

"Betapa pentingnya pertanian untuk menyangga hidup dan kehidupan. Krisis pangan tidak bisa dianggap remeh karena bersifat global," katanya.

Dedi Nursyamsi menambahkan, kita mesti keluar dari kondisi krisis ini. Kita harus antisipasi krisis pangan global, dengan mengendalikan inflasi yang disebabkan komoditas pangan pokok yang kerap mengungkit inflasi, Kita mengendalikan produksinya, olahannya, distribusinya.

Menurutnya, produksi mesti digenjot saat off season , gunakan varietas unggul yang tahan terhadap perubahan iklim, tahan serangan hama dan penyakit. Kita harus mempunyai teknologi smart farming.

Kepala SMK PP Negeri Sembawa Yudi Astoni yang juga turut memberikan sambutan mengajak seluruh peserta menyukseskan program swasembada pangan melalui optimalisasi lahan rawa.

“Lahan rawa memiliki keunggulan spesifik menjadi potensi besar yang perlu di optimalkan. BPPSDMP Kementan selalu melakukan inovasi dalam hal pertanian yang dalam hal ini melakukan MAF yang diharapkan dapat berjalan lancar, serta para peserta dapat berdiskusi, bertukar gagasan dan mengambil ilmu dari para narasumber yg hadir,” tutur Yudi.

Webinar MAF tersebut dihadiri lebih 700 partisipan yang menghadirkan empat pemateri yakni Farihin Setiawan (Ketua Gapoktan Bina Tani Sejahtera Kec. Muara Telang), Duwi Suprapto (Manajer UPJA Delta Telang Kec. Tanjung Lago), Stiyo Prayugo  (Penyuluh Pertanian Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Banyuasin) serta Diana Purnamasari (Pendamping Program Optimalisasi lahan rawa).

Peluang-peluang usaha pertanian di lahan rawa pasang surut yakni pengembangan teknologi tepat guna sangat diperlukan, mekanisasi pengolahan jasa alsintan dari hulu hilir semakin mudah diakses, serta sumberdaya manusia yang siap untuk menunjang kegiatan pertanian” ujar Farihin.

Dwi Suprapto menambahkan unit pengelola jasa alsintan (UPJA) memiliki peran yang sangat penting untuk peningkatan produktivitas lahan rawa yakni hemat waktu. tenaga, biaya serta hasil panen lebih besar serta dapat meningkatkan pendapatan petani.

Disambung Diana Purnamasari yang menyatakan bahwa  keterlibatan milenial sangat lah penting dalam optimalisasi lahan rawa ini terutama dalam pengelolaan alsintan mulai dari operator buruh angkut panen.

Namun ada beberapa kendala yang dihadapi pada saat di lokasi yakni jumlah alsintan yang belum memadai seriring dengan kapasitas SDM dalam pengoperasian alsintan sehingga alsintan dapat digunakan secara tepat guna.

"Maka disini juga sangat diperlukan peran korperasi petani yang dapat mewadahi dalam proses usaha tani yang berkesinambungan akan memberikan pembinaan, pengawalan, pemberian bantuan benih, pupuk, alsintan, serta pelatihan pemasaran kepada para petani," kata Stiyo Prayugo. [titin/timhumas smkppnsembawa]

Banyuasin of South Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Ministry, Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things.