RI Negara Pertama di Kawasan Tropis Berhasil Kembangkan Sapi Belgian Blue


RI Negara Pertama di Kawasan Tropis Berhasil Kembangkan Sapi Belgian Blue

 

SAPI BEROTOT pertama di dunia, sapi Belgian Blue Indonesia disingkat BBI, hasil persilangan yang dikembangkan oleh peternak Belgia berhasil dikembangkan oleh Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang, Bogor, Provinsi Barat, akhirnya lahir sapi betina pada awal Desember lalu (9/12) dengan bobot 51 kg, sekaligus sebagai kelahiran pertama sapi Belgian Blue di negara beriklim tropis seperti Indonesia.

Kabar gembira tersebut disampaikan oleh Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman di Jakarta, belum lama ini, setelah menjadi saksi penandatanganan kerjasama pemerintah daerah dan perbankan untuk pengembangan peternakan sapi hasil program upaya khusus 'sapi indukan wajib bunting' disingkat Upsus Siwab.

Pengembangan sapi Belgian Blue diinisiasi oleh Mentan Amran Sulaiman dan akan dikembangkan sebagai 'sapi masa depan Indonesia' melalui kawin silang dengan sapi lokal dan kelak akan meningkatkan otot sapi lokal.

Sebelumnya, lahir sapi BBI perdana hasil teknologi embrio (TE) pada awal 2017, tepatnya Senin, 30 Januari 2017, jenis kelamin jantan berbobot 62,5 kg dan dinamai Gatot Kaca, yang merupakan keturunan dari pejantan bernama Adajio De Bray dan induknya, Fripoulle De Cras Avernas.

"Kelahiran sapi yang saya namai Gatot Kaca dan Srikandi ini merupakan yang pertama di negara tropis, dan keuntungan yang diperoleh dari mutasi gen ini adalah perototan yang luar biasa, jumlah karkas juga meningkat namun kandungan lemak pada dagingnya tergolong rendah," kata Mentan yang mengumumkan kabar gembira tersebut dengan wajah sumringah setelah dikabari oleh dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) I Ketut Diarmita.

Sapi Murni
Sapi BBI merupakan sapi Belgian Blue murni dari Belgia sebagai bukti bahwa teknologi embrio telah dikuasai Indonesia untuk memiliki sapi eksotik unggul dengan harga lebih murah ketimbang mengimpor sapi hidup.

Dirjen I Ketut Diarmita mengatakan pengembangan sapi BBI masih bersifat terbatas di unit pelaksana teknis (UPT) lingkup Kementan, dan saat ini sapi BBI akan dipelihara dan dibesarkan di BET Cipelang Bogor sementara sapi keturunan jantan akan didistribusikan ke balai besar inseminasi buatan (BBIB) di seluruh Indonesia untuk dijadikan sebagai penghasil semen setelah mendapat rekomendasi dari komisi bibit.

"Sedangkan sapi keturunan BB betina akan menjadi sebagai donor untuk produksi embrio," kata Ketut Diarmita.

Kepala BET Cipelang, Oloan Parlindungan Lubis mengatakan pengembangan sapi BBI di BET Cipelang dilakukan melalui dua cara yakni dengan pemanfaatan teknologi inseminasi buatan (IB) dan melalui teknologi transfer embrio (TE). Inseminasi buatan dengan semen beku Belgian Blue dilakukan pada sapi-sapi FH, limousin, simmental dan PO sedangkan untuk aplikasi TE dilakukan pada sapi resipien FH, simmental dan limousin.

Oloan mengatakan, Srikandi merupakan keturunan dari pejantan Adajio De Bray dan induk Farah De Cras Avernas, resipien yang menjadi induk titipan adalah sapi limousin.  Adajio De Bray, pejantan dari Gatot Kaca dan adiknya merupakan sapi Belgian Blue dari pure breeding, sapi Belgian Blue murni.

Menurut Oloan, hingga awal Desember 2017 terdapat 14 ekor sapi keturunan BB dengan rincian dua ekor merupakan hasil TE dan 12 ekor hasil persilangan semen beku BB dengan bangsa sapi yang lain.

“Sapi keturunan BB yang murni, keduanya lahir dengan operasi caesar, sedangkan sapi hasil persilangan dengan bangsa lain dapat lahir secara normal”, kata Oloan. 

Namun dengan diet pakan yang ketat pada trimester kebuntingan dapat dilakukan untuk menjaga berat lahir, sehingga sapi-sapi hasil TE kelak mampu lahir secara normal tanpa operasi. 

Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak di Ditjen PKH, Sugiono MP mengatakan keberadaan sapi keturunan BB di Indonesia diharapkan mampu menjadi harapan baru bagi upaya pemerintah dalam penyediaan protein hewani khususnya daging sapi.

“Berbagai pengkajian akan dilakukan sebelum sapi BB ini dilepas ke masyarakat peternak melalui upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka peningkatan produktivitas ternak ini diharapkan dapat terwujud cita-cita Indonesia untuk mewujudkan swasembada daging sapi”, katanya.

Disclaimer : B2B adalah bilingual News, dan opini tanpa terjemahan inggris karena bukan tergolong berita melainkan pendapat mewakili individu dan/atau institusi. Setiap opini menjadi tanggung jawab Penulis