Pengunjuk Rasa Ahok di Balai Kota Disorot Media Asing

Indonesian Islamic Hardliners Protest Christian Governor

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Pengunjuk Rasa Ahok di Balai Kota Disorot Media Asing
Foto: MailOnline

RIBUAN Muslim melakukan unjuk rasa di Jakarta, pada Jumat menuntut Gubernur DKI Jakarta yang beragama Kristen harus diperiksa atas dugaan penistaan agama.

Sekitar 10.000 demonstran mengenakan jubah putih berunjuk rasa di depan Balai Kota, mereka melambaikan spanduk bertuliskan: "penista agama harus diperiksa."

Unjuk rasa dipicu atas dugaan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, dikenal dengan julukan Ahok, menghina Islam dengan mengkritik lawan yang menggunakan referensi Qur'an untuk menyerangnya menjelang Pilkada DKI pada Februari 2017.

"Ahok harus dipidana. Menurut ajaran Islam, ia harus dibunuh," kata Emed Muhammad, salah satu orator dalam unjuk rasa tersebut, dan pernyataannya disambut riuh oleh para pengunjuk rasa.

"Jakarta saat ini dipimpin oleh orang kafir, padahal Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbesar."

Ratusan polisi dan tentara dikerahkan di sekitar Balai Kota untuk memastikan unjuk rasa tidak diwarnai aksi anarkis.

Dalam pernyataan kontroversial bulan lalu, Ahok mengatakan bahwa telah "ditipu" oleh lawan-lawannya yang menggunakan ayat Al-Quran untuk tidak memilihnya sebagai gubernur karena bukan Muslim.

"Anda semua ditipu," katanya.

Purnama, Gubernur kedua DKI Jakarta yang menganut Kristen dan yang pertama dari masyarakat etnis Tionghoa di Indonesia, telah mendapat dukungan besar dari publik lantaran komitmen dan kejujurannya untuk sungguh-sungguh dan tekad untuk membersihkan Jakarta, kota metropolitan berpenduduk padat.

Namun gaya berbicaranya yang meledak-ledak, tidak lazim untuk seorang politikus di Indonesia, berani melawan DPRD, dan menghadapi kelompok Islam garis keras, yang menentangnya sejak menjadi gubernur dua tahun lalu.

Ahok masih tetap menjadi favorit untuk memenangkan Pilkada, tetapi kondisi politik kian memanas dalam beberapa pekan terakhir menghadapi dua kandidat lainnya, putra mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan mantan menteri pendidikan, yang menegaskan ikut Pilkada.

Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta pada November 2014. Dia sebelumnya menjabat wakil gubernur dan secara otomatis menjadi gubernur setelah Gubernur Joko Widodo terpilih sebagai presiden Indonesia, seperti dikutip AFP yang dilansir MailOnline.

THOUSANDS of Muslim hardliners protested in Jakarta Friday demanding the Indonesian capital's Christian governor be executed for allegedly insulting Islam, as he faces an increasingly tight election race.

About 10,000 demonstrators wearing white Islamic robes and skullcaps rallied outside city hall in the capital of the world's most populous Muslim-majority country, waving banners that read: "The blasphemer must be prosecuted".

The protest was triggered by accusations Jakarta governor Basuki Tjahaja Purnama, known by his nickname Ahok, insulted Islam by criticising opponents who used Koranic references to attack him ahead of the February polls.

"Ahok must be executed. According to Islamic teaching, he must be killed," Emed Muhammad, a hardline opponent of the governor, told the cheering protesters.

"Jakarta is now being governed by an infidel, but Indonesia has the biggest Muslim population."

Hundreds of police and soldiers were deployed around city hall to ensure the rally did not get out of hand.

In his controversial remarks last month, Purnama told a crowd they had been "deceived" by his opponents who used a Koranic verse to try to put them off voting for a Christian.

"You are being fooled,” he said.

Purnama, Jakarta's second Christian governor and the first from Indonesia's ethnic Chinese community, has won huge popularity with his no-nonsense style and determination to clean up Jakarta, an overcrowded, disorganised and polluted metropolis.

But his tough-talking style, unusual for a politician in Indonesia, has alienated some and he has also faced constant opposition from hardline Islamic groups, who protested for weeks when he became governor two years ago.

Purnama still remains the favourite to win the election but the race has heated up in recent weeks with two other candidates, the son of former president Susilo Bambang Yudhoyono and a popular ex-education minister, declaring they will run.

He became Jakarta governor in November, 2014, but was not elected to the post. He was deputy governor and automatically became governor after incumbent Joko Widodo was elected Indonesian president.