Jaksa Agung: Pengadilan Indonesia Terbuka dan Adil

Indonesian Leader Fires Back at Australian and French Governments

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Jaksa Agung: Pengadilan Indonesia Terbuka dan Adil
Jaksa Agung HM Prasetyo (Foto: MailOnline)

PEMERINTAH RI menyatakan membatalkan eksekusi mati Myuran Sukumaran dan Andrew Chan akan melemahkan posisi Indonesia pada pemberantasan narkoba, kata Jaksa Agung HM Prasetyo.

Prasetyo menyatakan hal itu menanggapi permintaan koalisi internasional yang memohon para pemimpin Indonesia untuk menghentikan eksekusi dari Chan, Sukumaran dan tujuh terpidana mati lainnya pada Selasa.

"Indonesia melakukan penegakan hukum," katanya. "Kami pastikan pengadilan kami terbuka, adil dan tidak ada yang ditutupi."

"Kami telah menjelaskan bahwa kami tidak melawan mereka (secara pribadi).

"Apa yang kita lakukan adalah melawan kejahatan serius akibat narkoba."

Kedutaan Besar Australia di Jakarta telah merilis sebuah pernyataan yang mengatakan: 'Pemerintah Australia, Perancis dan Uni Eropa meminta Presiden RI Joko Widodo untuk menghentikan rencana eksekusi mati."

"Belum terlambat untuk membatalkan eksekusi."

"Kami sepenuhnya menghormati kedaulatan Indonesia. Tapi kami menentang hukuman mati di negara kami dan di luar negeri."

"Eksekusi tidak akan memberikan efek jera terhadap perdagangan narkoba atau menghentikan orang lain menjadi korban dari penyalahgunaan obat-obatan. Eksekusi mati terhadap para terpidana mati tidak akan menghasilkan apa-apa," seperti dilansir MailOnline.

CANCELLING the execution of Myuran Sukumaran and Andrew Chan would prove Indonesia is soft on drugs, the nation's chief legal officer has argued. 

Attorney-General H.M. Prasetyo's remarks were a direct response to an international coalition begging Indonesia's leaders to stop the executions of Chan, Sukumaran and seven others late on Tuesday.

'That's what our laws decided,' he said. 'We say, our courts are open, fair and nothing is closed.

'We have explained that we're not against them (personally).

'What we fight is the serious crime of drugs.'

The Australian embassy in Jakarta had released a statement which said: 'The governments of Australia, France and the European Union call on President Widodo to halt the planned executions.

'It is not too late to change your mind'

'We fully respect the sovereignty of Indonesia. But we are against the death penalty in our country and abroad.

'The execution will not give deterrent effect to drug trafficking or stop the other from becoming victims will abuse drugs. To execute these prisoners now will not achieve anything.'