Pasar Induk Kramat Jati Terbakar, 36 Kios Dilalap Api

Central Market Kramat Jati Burned, 36 Kiosks in Flames

Reporter : Rahmat Kartolo
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Pasar Induk Kramat Jati Terbakar, 36 Kios Dilalap Api
Foto: beritajakarta.com

Jakarta (B2B) - Kebakaran melanda Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur pada Rabu dini hari (27/2). Sedikitnya 36 kios pedagang terbakar dengan kerugian ditaksir mencapai Rp1 miliar.

Menurut saksi mata, sumber api diduga berasal dari sebuah instalasi listrik di Blok C, kemudian membakar sebuah kios dan api dengan cepat merambat ke puluhan kios lainnya di pasar tersebut.

"Api tiba-tiba langsung besar dan menyambar banyak kios. Saya tidak sempat menyelamatkan barang dagangan, karena api sudah terlanjur meluas," kata Ati, pemilik kios yang menjadi korban kebakaran.

Kepala Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Timur, Rahmat mengatakan, kebakaran terjadi pada Rabu (27/2/2013) sekitar pukul 02.00 WIB dinihari. Sebanyak 36 kios pedagang yang terbuat dari bahan dasar kayu hangus terbakar.

"Penyebab kebakaran masih belum pasti, masih diselidiki. Untuk kerugian mencapai sekitar Rp1 miliar," kata Rahmat.

Jakarta (B2B) - Fires struck the Markets Kramat Jati, East Jakarta on early on Wednesday morning (27/2). At least 36 traders kiosks burned with losses estimated at Rp1 billion.

According to eye witnesses, the fire source probably derived from an electrical installation in Block C, and then burned a kiosks and the fire quickly spread to the dozens of other kiosks in the market.

"The fire abruptly and snatched the many kiosks. I do not have time to salvage goods, because the fire had already enlarged," said Ati, kiosk owner.

Chief of the Fire Department and Disaster Management East Jakarta, Rahmat said the fire occurred on Wednesday morning (27/2) at around 2:00 AM. A total of 36 kiosks merchants made ��from charred wood base.

"The cause of the fire is still uncertain, is still under investigation. For losses reached around Rp 1 billion," said Rahmat.