BNN: Darurat Narkoba, Ancaman Faktual yang Dipandang Sebelah Mata
Indonesian Narcotics Agency: Emergency Drugs is a Factual Threat that Still We Look Paltry
Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Polisi Anang Iskandar mengatakan, kondisi darurat narkoba merupakan ancaman faktual yang selama ini masih dipandang sebelah mata oleh bangsa Indonesia.
"Permasalahan yang sangat kronis ini terlihat dari jumlah penyalahgunaan narkoba di Indonesia yang mencapai lebih dari 4 juta jiwa. Dampaknya pun sudah sangat mengkhawatirkan, yaitu meningkatnya tindak kejahatan, putus sekolah, orang tua menelantarkan anaknya, seks bebas, jiwa teganggu, hingga kematian,” kata Anang Iskandar pada peringatan Hari Anti Narkotika Internasional di Istana Negara Jakarta pada Jumat (26/6).
Menurut Anang, sepanjang tahun 2015 ini BNN telah berhasil mengungkap 42 jaringan peredaran narkoba internasional dan lokal kelas kakap. Selain itu, BNN juga berhasil menyita barang bukti narkotika jenis shabu sebanyak 1.141,8 kg, ekstasi 604.602 butir, ganja 40,4 kg dan 4 lokasi lahan ganja seluas 42 hektar, dengan tersangka yang diamankan berjumlah 100 orang.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo menegaskan kejahatan narkoba saat tergolong sebagai kejahatan luar biasa dan serius. Tahun 2015 diperkirakan angka prevalensi pengguna narkoba mencapai 4,1 juta orang (2,2%). Kerugian material diperkirakan Rp63 triliun yang mencakup kerugian akibat belanja narkoba, biaya pengobatan, barang-barang yang dicuri, biaya rehabilitasi, dan lainnya.
“Saya berpendirian bahwa dengan daya rusak seperti itu, tidak ada pilihan lain bagi kita untuk menyatakan perang terhadap narkoba,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional di Istana Negara Jakarta pada Jumat (26/6).
Jakarta (B2B) - Head of the Indonesian Narcotics Agency, Police Commissioner General, Anang Iskandari in the report said, an emergency drugs is a factual threat that still we look paltry.
"This chronic problem was very evident from the amount of drug abuse in Indonesia, which reaches more than 4 million inhabitants. The impact is already very worrying, namely the increasing crime, school dropouts, parents neglect their children, free sex, soul disturbed, ntil the deaths,” Anang Iskandar said at the International Anti-Narcotics Day International at the State Palace, here on (6/26).
According to him, the Indonesian Narcotics Agency, locally known as the BNN on this year uncovered 42 major drug trafficking network of international and domestic. BNN also seized methamphetamine 1141.8 kg, 604,602 pieces of ecstasy, cannabis 40.4 kg, revealing cannabis farm covering an area of 42 hectares, and the capture of 100 suspects.
Previously, Indonesia's President Joko Widodo stated that drug crime this time could classified in exceptional and serious crime. By 2015 an estimated prevalence of drug users reached 4.1 million people (2.2 percent). Material losses estimated at approximately 63 trillion rupiahs (billion dollars), which includes losses due to drug expenditures, cost of treatment, the stolen goods, the cost of rehabilitation, etc.
“I contend that such a destructive force, there is no other choice for us to declare war on drugs,” President Widodo in his speech at the International Anti-Narcotics Day International at the State Palace, here on (6/26).
