DPRD DKI Tuding Tiket Masuk Ancol Mahal, Pengelolanya Nilai Masih Wajar
Jakarta Legislative Council Accused Ancol Ticket Price Very Expensive (Must Be Re-calculated)
Reporter : Roni Said
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi menyoroti tingginya harga tiket masuk ke kawasan wisata Ancol di Pademangan, Jakarta Utara.
Harga tiket masuk Ancol yang berlaku saat ini 25.000 per orang, Rp 20.000 per mobil, serta Rp 15.000 per motor. Artinya, jika satu keluarga terdiri dari bapak, ibu, dan dua anak dengan menggunakan motor hendak berekreasi ke Ancol harus merogoh kocek sebesar Rp 95.000.
"Ini jelas sangat memberatkan untuk warga yang memang memiliki kelas ekonomi menengah ke bawah. "Harus dikaji ulang harga tiket masuk yang berlaku saat ini. Sudah banyak keluhan warga terkait mahalnya harga tiket masuk Ancol," kata Prasetyo di Jakarta, Senin (1/12).
Menurutnya, pengelola Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) seharusnya mengakomodir seluruh lapisan masyarakat untuk berekreasi dengan memberlakukan harga tiket masuk yang terjangkau. Apalagi, TIJA dikelola oleh PT Pembangunan Jaya Ancol yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemprov DKI Jakarta.
Menurutnya, tingginya harga tiket masuk Ancol mengakibatkan sebagian warga Jakarta mengaku tidak mampu lagi berekreasi ke salah satu lokasi wisata favorit di ibu kota itu sehingga berdampak pada menurunnya jumlah pengunjung.
Namun Corporate Communication Manager PT TIJA Tbk, Metty Yan Harahap menganggap harga tiket masuk Ancol sebesar Rp25.000 per orang merupakan harga yang wajar. Dia beralasan, uang dari hasil penjualan tiket masuk dipergunakan untuk melestarikan alam, menjaga taman, serta meningkatkan pelayanan dan keamanan.
Warga yang berkunjung ke Ancol mendapatkan pantai yang bersih dengan pasirnya yang putih, toilet bersih dan gratis, serta keamanan yang baik.
"Pantai berbayar mana di Indonesia ini yang bersih dan aman seperti Ancol? Bandingkan dengan Pantai Tanjung Pasir (daerah Tangerang). Retribusi di sana tidak digunakan untuk perawatan, sebaliknya kami gunakan untuk melestarikan alam," ucapnya.
Metty menambahkan, jumlah pengunjung Ancol mengalami kenaikan setiap tahun. Pada 2014 ini, jumlah pengunjung hampir melebihi jumlah pengunjung tahun lalu mencapai 15 juta orang.
"Jumlah pengunjung tetap naik setiap tahun. Sekarang saja, banyak rombongan anak sekolah yang datang untuk kegiatan di Ancol, seperti manasik haji dan outbond. Kami memperkirakan pengunjung tahun ini akan naik," ungkapnya, seperti dilansir beritajakarta.com.
Jakarta (B2B) - The chairman of Jakarta Legislative Council, Prasetyo Edi Marsudi is criticized the high price ticket of admission to Ancol recreational site, Pademangan, North Jakarta.
Ancol ticket price is IDR 25,000 per person, IDR 20,000 per car, and IDR 15,000 per motorcycle. That means, if a family consists of father, mother, and two children riding on motorcycle, they must pay IDR 95,000.
“This is very burdensome, particularly for lower-income people. (Ancol) ticket price should be re-calculated. There have been many complaints related to its high ticket price. If Ancol management did not want to be left by visitors, those complaints must be followed up seriously,” Marsudi said in here on Monday (12/1).
According to him, Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) management should have accommodated people from all walks of life to have recreation by imposing an affordable ticket price. Moreover, TIJA is managed by PT Pembangunan Jaya Ancol, which is an enterprise owned by Jakarta Provincial Government (BUMD).
Because of the high ticket price, many people can no longer afford to enjoy recreation in Ancol. As a result, it leads to decrease in number of visitors which also effects to decrease in the earnings of traders who open businesses in Ancol area.
Responding on this matter, PT TIJA Tbk Corporate Communication Manager, Metty Yan Harahap, said that Rp 25,000 charged for ticket price is reasonable. She reasoned that the money from the ticket sales is used to preserve nature, maintain parks, as well as improve services and security. People who visit Ancol would get clean beaches with white sands, clean and free toilets, and good security.
“Which paid beaches in Indonesia that are clean and safe like in Ancol? Compare it with Tanjung Pasir Beach (Tangerang). The retribution there is not used for maintenance. Instead, we use it to preserve nature,” she told.
Based on her data, Ancol visitors are increasing every year. In this year alone, the number nearly reaches the amount of visitors last year, which was 15 million people.
“The amount of visitors keeps increasing every year. Like now, many groups of school children visit Ancol for various activities, like hajj rehearsal and outbound. We predict the number this year would increase,” she said.
