WHO: Korban Jiwa di Jalan Raya Lebih Banyak dari Perang Teluk

WHO: Highway Casualties is Bigger than the Gulf War

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


WHO: Korban Jiwa di Jalan Raya Lebih Banyak dari Perang Teluk
Foto: tribunnews.com

Jakarta (B2B) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 1,2 juta jiwa meninggal dunia dalam kecelakaan jalan raya setiap tahunnya dan 50 juta orang korban kecelakaan mengalami luka serius maupun cacat tetap.

"Kondisi seperti itu, dalam catatan WHO, jumlahnya lebih tinggi daripada korban perang. Dalam delapan tahun Perang Teluk tercatat ada korban meninggal 1,2 juta jiwa, atau sekitar 150.000 per tahunnya," kata Kapolri Jenderal Sutarman dalam pencanangan Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Bundaran Hotel Indonesia (HI) di Jakarta, Minggu (26/1).

Dalam sambutannya, Kapolri mengatakan bahwa organisasi kesehatan dunia di bawah PBB (WHO) telah mencanangkan dasawarsa keselamatan di jalan raya mengingat tingginya angka kecelakaan jalan raya.

Hal itulah, menurut Sutarman, yang mendorong WHO mencanangkan gerakan dasawarsa keselamatan jalan raya pada 2011 hingga 2020 dengan target mengurangi jumlah korban mencapai 50 persen.

Di Indonesia, dikemukakannya, 25.000 lebih jiwa meninggal pada tahun 2013, atau turun dibandingkan 2012 yang mencapai 27.000 jiwa meninggal. Angka tersebut membuat rata-rata meninggal dunia akibat kecelakaan sekitar 80 orang per hari atau sekitar empat orang per hari.

Untuk itulah, Sutarman menyatakan, pihaknya terus meningkatan upaya mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Sejumlah upaya telah dilakukan diantarannya mendorong pengetahuan tentang keselamatan di jalan raya kepada masyarakat melalui sekolah-sekolah dan kampus, memperbaiki mekanisme pembuatan surat izin mengemudi, serata memperbaiki analisis data-data kecelakaan.

Pencanganan Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas tersebut juga merupakan upaya lebih lanjut untuk mengurangi kecelakaan di jalan raya. Pencanangan tersebut juga dilakukan serentak di seluruh polda di Indonesia.

Presiden Yudhoyono dalam acara tersebut juga melakukan konferensi jarak jauh melalui video dengan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah dan Jawa Timur terkait dengan kesiapan mereka terhadap Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas.

Ribuan warga yang menghadiri acara tersebut. Mereka dihibur oleh marching band yang diantaranya membawakan lagu "Majulah Negeriku" karya Susilo Bambang Yudhoyono.

Jakarta (B2B) - World Health Organization (WHO) stated that the 1.2 million people die every day in the world due to road accidents while 50 million others suffer serious injuries and permanent physical handicaps. WHO  has launched a decade of road safety in view of the high rate of road accidents.

"The number is bigger than war victims. During the eight year Gulf war only 1.2 million or around 150,000 a year are killed, Sutarman said quoting the WHO record," National police chief General Sutarman said after President Susilo Bambang Yudhoyono launched a National Traffic Safety Pioneering Movement at Hotel Indonesia roundabout here on Sunday morning.

He add, this is what has driven WHO to launch a decade of road safety from 2011 to 2020 with a target of reducing the number of deaths by 50 percent, he said.

General Sutarman said in Indonesia more than 25,000 people had died due to traffic accidents in 2013 down from 27,000 in 2012. Based on the number around 80 people died every month or around four people a day.

In view of that he said the police continued increasing efforts to prevent and reduce traffic accidents by among other campaigning about road safety at schools and campuses as well as improving the mechanism for issuing driving license.

The traffic safety movement campaign is carried out across the country.

On the occasion President Yudhoyono held a long-distance video conference with the chiefs of the East Java and Central Java police commands.

Thousands of people attended the event highlighted by a marching band performance in which a song titled "Onward My Country" written by President Yudhoyono was also performed.