Wanita Indonesia Direkrut Hillary Clinton Dukung Kampanye Pilpres AS

Indonesian Trafficking Victim Addresses Democrats

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Wanita Indonesia Direkrut Hillary Clinton Dukung Kampanye Pilpres AS
Ima Matul (kiri) wanita Indonesia korban perdagangan manusia di AS direktur mendukung kampanye Hillary Clinton pada Konvensi Nasional Partai Demokrat (Foto: MailOnline)

LAHIR dan dibesarkan di Indonesia, Ima Matul datang ke Amerika Serikat ketika berusia remaja untuk bekerja dengan iming-iming upah US$150 per bulan sebagai pengasuh anak dan pembantu rumah tangga.

Namun setelah tiba di Los Angeles pada 1997, dia dipaksa  bekerja 18 jam sehari, tujuh hari seminggu dengan tugasmemasak, membersihkan dan merawat anak-anak dari pemilik rumah. Dia tidak pernah dibayar dengan dolar. Dilarang untuk berbicara dengan orang lain, Matul secara fisik dan psikis dilecehkan selama tiga tahun sebelum melarikan diri.

Matul, yang kini bekerja untuk memberantas perdagangan manusia, berbicara pada Konvensi Nasional Demokrat pada Selasa malam. Dia mengatakan kepada para delegasi dan pemirsa TV nasional tidak hanya dari pengalamannya memilukan, tetapi juga dari aksi menentang perdagangan manusia yang dilakukan oleh calon presiden Demokrat Hillary Clinton dan Clinton Global Initiative, sebuah swadaya masyarakat (LSM) di bawah kendali Clinton Foundation.

"Sebelum perdagangan manusia mulai menjadi perhatian kita, sebelum ada undang-undang untuk mengidentifikasi dan melindungi korban, bahkan sebelum saya melarikan diri sebagai korban, Hillary Clinton berjuang untuk mengakhiri perbudakan modern. Dan sepanjang karirnya, Hillary terus menentang hal itu," kata Ima Matul .

Dia mengajak para pemilih untuk mendukung Clinton dalammembantu "mengakhiri perbudakan modern yang terjadi di seluruh dunia."

Departemen Luar Negeri AS memperkirakan bahwa lebih dari 20 juta orang diperdagangkan di seluruh dunia dalam industri global, dengan nilai US$150 miliar per tahun.

Matul mengatakan kepada para delegasi konvensi bahwa setelah tiga tahun dikurung, ia menulis di selembar kertas untuk minta tolong, dua kata ditulisnya kepada tetangga dengan bahasa Inggris yang diketahuinya: "Minta tolong." Tetangga majikannya kemudian membantunya melarikan diri dan mengajak Ima Matul bergabung di sebuah organisasi yang bekerja untuk menghapuskan perdagangan manusia. Matul kini bekerja untuk organisasi, yang berbasis di Los Angeles yang bertujuan Memberantas Perbudakan dan Perdagangan Manusia, dan diakui oleh Presiden Barack Obama sebagai pemimpin dalam upaya menghentikan perdagangan manusia.

"Saya memiliki harapan terutama karena Hillary Clinton menjadi presiden," kata Matul dalam bahasa Inggris yang terbata-bata. "Saya berharap kami bisa mengakhiri perdagangan manusia."

Menteri Luar Negeri John Kerry menyebut perdagangan manusia merupakan faktor yang mengganggu stabilitas pemerintahan di seluruh dunia. "Ini korupsi yang mencuri masa depan banyak negara, dan bahan bakar semua jaringan kejahatan terlarang yang bermain keluar dalam berbagai cara, tidak hanya dalam perdagangan manusia, tetapi dalam perdagangan narkotika, penyelundupan senjata dan mendukung teroris," kata Kerry tahun lalu, seperti dikutip Associated Press yang dilansir MailOnline.

BORN and raised in Indonesia, Ima Matul came to the United States as a teenager to work for a promised $150 per month as a nanny and housekeeper.

But after arriving in Los Angeles in 1997, she was forced to work 18 hours a day, seven days a week cooking, cleaning and caring for the children of a homeowner. She was never paid a dollar. Forbidden to talk to outsiders, Matul was physically and verbally abused for three years before escaping.

Matul, who now works to abolish human trafficking, spoke to the Democratic National Convention Tuesday night. She told delegates and a national TV audience not only of her wrenching experiences, but also of the anti-trafficking work done by Democratic presidential nominee Hillary Clinton and the Clinton Global Initiative, an arm of the family charity, the Clinton Foundation.

"Before human trafficking began to capture our attention, before there were laws to identify and protect victims, even before I escaped my trafficker, Hillary Clinton was fighting to end modern slavery. And throughout her career, Hillary kept up that fight," Matul said.

She urged voters to support Clinton to help "end modern slavery everywhere it exists."

The State Department estimates that more than 20 million people are enslaved around the world in a global, $150-billion-a-year industry.

Matul told delegates that after three years in captivity, she wrote a desperate, two-word note to a neighbor using the little English she knew: "Request Help." The neighbor helped her escape and took Matul to an organization that works to abolish human trafficking. Matul now works for the group, the Los Angeles-based Coalition to Abolish Slavery and Trafficking, and has been recognized by President Barack Obama as a leader in efforts to stop trafficking.

"I have hope especially as Hillary Clinton is becoming president," Matul said in halting English. "I have hope we can end human trafficking."

Secretary of State John Kerry has called human trafficking a factor in destabilizing governments around the world. "It feeds the corruption that is stealing the future of many nations, and it fuels all of the illicit criminal networks that play out in many different ways, not just in human trafficking, but in terms of narcotics trafficking, gun smuggling and terrorist support," Kerry said last year.