Wapres Ma`ruf Amin Minta Pengelolaan Sektor Keuangan Lebih Profesional

Indonesian Govt Asks for More Professional Management of the Financial Sector

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Wapres Ma`ruf Amin Minta Pengelolaan Sektor Keuangan Lebih Profesional
OTORITAS KEUANGAN: Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat meresmikan Pencatatan Perdana Efek Beragun Aset Syariah berbentuk Surat Partisipasi (EBAS-SP), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (Foto: Setwapres RI)

Jakarta [B2B] - Bisnis keuangan merupakan bisnis kepercayaan yang sangat vital terhadap perekonomian nasional. Pelaku sektor keuangan, otoritas pengawas, dan seluruh pihak yang terlibat dituntut untuk memiliki standar pengetahuan, profesionalitas, serta moral etika yang tinggi dalam pengelolaan sektor keuangan.

"Pelaku usaha, regulator dan pengawas harus menjalankan tugasnya sesuai dengan standar dan prosedur yang ada," tegas Wakil Presiden [Wapres] Ma’ruf Amin ketika meresmikan Pencatatan Perdana Efek Beragun Aset Syariah berbentuk Surat Partisipasi [EBAS-SP], di Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Senin [19/6].

"Keamanan data, sistem dan investasi nasabah harus betul-betul terlindungi," imbuhnya.

Lebih lanjut Wapres meminta, pengelolaan sektor keuangan harus meningkatkan kewaspadaan.

"Hindari instrumen produk-produk dengan risiko tinggi yang dapat menimbulkan gagal bayar, seperti pada kasus kredit perumahan di Amerika Serikat yang memicu krisis ekonomi global pada tahun 2008," pinta Wapres.

Selain itu, Wapres menekankan, inovasi ragam instrumen keuangan agar terus dikembangkan, termasuk instrumen keuangan syariah.

"Hadirnya produk-produk keuangan syariah yang semakin mudah diakses dan dipahami masyarakat tentu akan mengakselerasi pertumbuhan sektor keuangan syariah nasional," kata Wapres otimis.

Sejalan dengan hal tersebut, Direktur PT Sarana Multigriya Finance [Persero] Ananta Wiyogo, mengungkapkan bahwa EBAS sebagai sekuritisasi syariah pertama, dan merupakan sinergi lintas BUMN ini diharapkan dapat meningkatkan market share ekonomi syariah di Indonesia.

"Sehingga dapat mendorong terwujudnya market widening serta financial inclusive di pasar modal," tuturnya.

Ananta juga menekankan peran instrumen keuangan syariah ini bagi beragam kalangan masyarakat.

"Sumber dana tersebut diharapkan dapat menjadi solusi perbankan dalam mengatasi risiko maturity mismatch dan mendorong upaya menekan gap kepemilikan rumah di Indonesia," tuturnya.

Jakarta [B2B] - The financial business is a business of trust that is very vital to the national economy. Financial sector actors, supervisory authorities and all parties involved are required to have high standards of knowledge, professionalism and moral ethics in managing the financial sector.

"Business actors, regulators and supervisors must carry out their duties in accordance with existing standards and procedures," emphasized Vice President [Wapres] Ma'ruf Amin when inaugurating the Initial Listing of Sharia Asset-Backed Securities in the form of Participation Letters [EBAS-SP], on the Indonesia Stock Exchange. , South Jakarta, Monday [19/6].

"The security of data, systems and customer investments must be truly protected," he added.

The Vice President further requested that the management of the financial sector must increase vigilance.

"Avoid high-risk product instruments that can lead to default, as in the case of housing loans in the United States which triggered the global economic crisis in 2008," the Vice President asked.