Satu Keluarga yang Bergabung ISIS di Suriah, Kini Berada di Irak, kata Kemenlu

Official: Indonesian Family that Joined IS Now in Iraq

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Satu Keluarga yang Bergabung ISIS di Suriah, Kini Berada di Irak, kata Kemenlu
Foto: AP

WAKIL menteri luar negeri RI mengatakan satu keluarga di Jakarta yang bergabung dengan kelompok negara Islam (ISIS) di Suriah karena keyakinan yang tampaknya naif, ISIS diyakini akan memberi kehidupan yang lebih baik, kini berada di Irak dan terus melakukan kontak dengan pemerintah.

Wakil Menlu Abdurrahman M Fachir mengatakan pada Jumat bahwa satu keluarga yang berjumlah 17 orang, termasuk anak-anak dan remaja, dalam keadaan aman tapi juga diindikasikan bahwa perjalanan mereka tidaklah mudah untuk lolos dari ISIS.

Pemerintah di Baghdad hanya mengendalikan sebagian Irak dan upaya keluarga tersebut untuk keluar dari wilayah konflik tidaklah mudah karena harus berurusan dengan otoritas yang berbeda tergantung pada wilayah yang mereka lalui.

Dia mengatakan, "kantor perwakilan Indonesia di Baghdad mencoba mengawasi proses tersebut."

Bulan lalu, tim Associated Press bertemu dengan anggota keluarga tersebut dan melaporkan perjalanan mereka dua tahun yang lalu dari Jakarta ke Raqqa, ibukota yang diproklamirkan oleh ISIS seperti dilansir MailOnline.

INDONESIA'S deputy foreign minister says a Jakarta family who joined the Islamic State group in Syria out of an apparently naive belief it would give them a better life is now in Iraq and in contact with the Indonesian government.

Abdurrahman M. Fachir says Friday the family of 17, including young children, is safe but also indicated their journey won't be straightforward.

The government in Baghdad only controls parts of Iraq and the family's travel involves dealing with different authorities depending on what region they're moving through.

He says, "our representatives in Baghdad are trying to oversee this process."

Last month, an Associated Press team met with members of the family and reported on their journey two years ago from Jakarta to Raqqa, IS's self-proclaimed capital.