Warga Desa di Bali Warnai Tubuh untuk Buang Sial dan Usir Roh Jahat
Villagers in Bali Paint Their Bodies to Ward Off Bad Luck and Evil Spirits
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
FOTO-FOTO menarik menunjukkan bagaimana warga Bali merias tubuhnya dengan cat untuk menggambarkan cara mereka - untuk menangkal roh jahat.
Dalam perayaan ritual suci Grebeg, warga Gianyar melukis tubuh mereka dengan cat berwarna terang.
Ritual, yang bertujuan untuk menetralkan 288 roh-roh jahat diyakini menghuni sungai di sekitar desa mereka, yang dilakukan setiap enam bulan.
Selama festival, anggota masyarakat dari segala usia dapat dilihat berjalan di sekitar desa Tegallalang dengan wajah dan tubuh dicat dalam berbagai warna cerah hijau, oranye dan putih.
Ritual ini diselenggarakan bersamaan dengan ulang tahun Pura Duur Bingin Temple dan mengharuskan warga desa berpakaian seperti setan, yang menurut budaya Bali, merupakan bagian dari Niskala, atau dunia gaib. Meskipun tidak ada pembatasan jenis kelamin, mayoritas peserta adalah anak-anak dan remaja pria.
Sebagai bagian dari kegiatan upacara, penduduk desa memanjatkan doa-doa dengan tubuh yang dicat, sebelum mencuci badan mereka dari cat dengan air suci.
Tegallalang berlokasi sekitar 30 menit utara dari Ubud, dan terkenal dengan panorama sawahnya, seperti dilansir MailOnline.
THESE FASCINATING photographs show how one tribe in Bali turn to the brighter side of life - to ward off evil spirits.
In celebration of the sacred Grebeg ritual, the population of Gianyar paint their bodies amazingly vivid colours.
The ritual, which is aimed at neutralising all of the 288 evil spirits that are believed to inhabit the rivers around the villages, is staged every six months.
During the festival, community members of all ages can be seen walking around the village of Tegallalang with their faces and bodies painted in various vivid hues of green, orange and white.
This ritual is held in conjunction with the anniversary of Duur Bingin Temple and requires that villagers dress up as demons, which, according to Balinese culture, are part of Niskala, or the unseen world. Although there are no gender restrictions, the majority of participants are children and teenage boys.
As part of the ceremonial walk, the villagers offer prayers with their painted bodies, before washing off the embellishment in a holy spring.
Tegallalang is about 30 minutes north of Ubud, and is famous for its panoramic rice terraces.
