Corby, Pemerintah akan Tinjau Ulang Pembebasan Bersyaratnya

Indonesian Govt to Evaluate Corby`s Parole

Reporter : Rusdi Kamal
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Corby, Pemerintah akan Tinjau Ulang Pembebasan Bersyaratnya
Ternyata rekaman video melalui kamera kecil sudah dimulai sejak Corby ada di dalam mobil yang membawa dia keluar dari LP Kerobokan. (Foto: Mail Online)

Jakarta (B2B) - Menkumham Amir Syamsuddin akan meninjau pembebasan bersyarat narapidana narkoba asal Australia, Schapelle Leigh Corby, dan tidak tertutup kemungkinan Corby masuk sel penjara lagi. Langkah tersebut ditempuh pemerintah Indonesia setelah mendapat laporan dari Badan Pemasyarakatan Bali.

Corby telah dibebaskan bersyarat dan ditempatkan di satu vila di kawasan Seminyak, Bali. Namun ternyata diam-diam dia tetap bersedia diwawancara khusus saluran TV Australia, Channel 7. Hasil wawancara khusus ini dipancarluaskan dan menggegerkan.

Akan tetapi dibandingkan Indonesia, sikap penegak hukum Australia lebih jelas dan tegas tentang wawancara Corby ini. Mereka langsung mengerahkan Kepolisian Federal Australia menggerebek kantor redaksi Channel 7, di Sydney, atas informasi mereka bersedia membayar US$3 juta kepada Corby untuk wawancara khusus itu.

Menurut sistem hukum dan etika hukum Australia, memberi uang demi kepentingan seperti itu kepada narapidana adalah perbuatan melawan hukum.

Sementara Indonesia --sebagai pihak yang menghukum Corby-- berbeda; masih menunggu berbagai hal terlebih dahulu dari banyak pihak secara resmi; baru setelah itu mengambil langkah.

"Tentunya manakala laporan dari Balai Pemasyarakatan sudah masuk, di sanalah saatnya kami akan mengevaluasi," kata Syamsuddin, di kantor Kepresidenan Jakarta, Selasa.

Hasil peninjauan ini, kata dia, bisa membawa kembali Corby ke sel penjara Kerobokan, Bali, setelah pembebasan bersyaratnya dicabut. "Salah satu dari berbagai persyaratan adalah tidak boleh menimbulkan keresahan di masyarakat," kata Syamsuddin.

Sementara itu, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Bali telah memanggil keluarga Corby terkait wawancaranya dengan stasiun televisi Australia, Channel 7.

Wakil keluarga yang datang itu adalah kakak kandung Schapelle, Mercedes Corby dan suaminya, Wayan Widyartha, pada Senin siang (3/3), di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.

Dia menjelaskan, mereka dimintai keterangan terkait materi wawancara dengan stasiun televisi swasta yang bermarkas di Sydney, Australia itu.

"Persis seperti apa yang diwawancarai (Channel 7) yang menceritakan waktu Corby di bandara, saat dikunjungi Mercedes," kata dia.

Ternyata rekaman video melalui kamera kecil sudah dimulai sejak Corby ada di dalam mobil yang membawa dia keluar dari LP Kerobokan. Di dalam mobil itu, Corby tersenyum-senyum senang sementara kerumunan wartawan terus membuntuti mobil itu.

Corby juga direkam sempat "tos tangan" dengan kakak iparnya dengan ekspresi senang. Setiba di dalam vila, Corby juga merayakan "kebebasannya" dengan seluruh keluarga dan kerabatnya.

Isi wawancara program Channel 7 Sunday Night Program dipandu Mike Willesee itu, digambarkan Corby juga merayakan "kebebasannya" dengan cara-cara seolah dia bukan narapidana internasional.

Mercedes, yang menjadi narasumber utama itu, masih mempertanyakan asal muasal marijuana seberat 4,2 kilogram yang ada di dalam tas Corby, pada 2004.

"Kami tidak tahu dari mana mariyuana itu. Bisa jadi dari Indonesia," ucap Mercedes dalam wawancara Channel 7 Sunday Night Program itu.

Dalam rekaman berdurasi 11 menit itu, ia juga masih mempertanyakan sejumlah barang bukti yang menunjukkan barang haram itu dibawa adiknya saat di Bandara Ngurah Rai.

"Kami mencoba mencari bukti dan informasi tentang gambar di bandara, tidak ada. Kami minta sidik jari, tidak ada. Tes mariyuana dan sinar x, tidak ada," ucapnya.

Mercedes juga yakin barang haram itu tidak dibawa Corby namun diyakini dimasukkan seseorang saat adiknya transit di bandara di Sydney.

Jakarta (B2B) - Indonesian Minister of Justice and Human Rights Amir Syamsuddin stated on Tuesday that he awaits a report from the Bali penitentiary office about the interview on TV Australia Channel 7 relating to Schapelle Leigh Corby.

He stated that the report will be used as basis for the evaluation of Corbys parole.

Australian citizen Corby was recently given a parole after she spent several years in Kerobokan jail after being convicted for smuggling 4.5 kilograms of marijuana to Bali.

He explained that it was not impossible that the result of the evaluation could lead to the revocation of the parole and Corbys return to jail.

He added that the interview has the potential to cause public restlessness, while one of the requirements for the parole was that she should not cause public restlessness.

The Bali office of the ministry of justice and human rights meanwhile has already summoned Corbys family with regard to the interview on Channel 7.

The head of the offices penitentiary division, Sunar Agus, pointed out that the summon was met by Mercedes Corby, Corbys elder sister and her husband Wayan Widhyartha, on Monday afternoon.

They had been questioned about materials in the interview with the Sydney-based television station.

"Just as Channel 7 has reported, they informed about Corby when she was at the airport, visited by Mercedes," he explained.

The interview led by Mike Willesee described how the "Queen of Marijuana" was freed under tight security from Kerobokan jail and entered the car that took her to a luxury villa in Siminyak, Kuta, Bali.

In the documentary video aired by Channel 7 on Sunday Night, the program also presented Corby who was warmly welcomed by a number of her family members.

Mercedes, Corbys sister and the main source in the interview, questioned the origin of the 4.2 kilograms of marijuana carried by Corby.

"We do not know where the marijuana came from. It could be from Indonesia," Mercedes pointed out in the interview.

In the 11-minute long interview, she also questioned a number of evidence showing that the illegal stuff was indeed being carried by Corby when she arrived at Balis Ngurah Rai airport.

"We are still trying to find evidence and information about the pictures at the airport but they are not available. We have asked for her fingerprints but there are none. Marijuana and X-Ray test results also are non-existent," she added.

Mercedes explained that she believed that the illegal drug did not belong to Corby but had been planted by someone during transit at the airport in Sydney, according to a report that came from the customs agency secretly investigating officers that handled the baggage and the mentioning of movement of marijuana, at the same time her sister was in transit at Sydney to Bali.

"I do not know who has planted it but I believe someone working at the airport has planted it in her bag (Corbys bag)," she pointed out.