Kawasan Liar Ditempati Hampir 50% Warga Jakarta

Almost 50 Percent of Jakartans Occupied Illegal Areas

Reporter : Roni Said
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Kawasan Liar Ditempati Hampir 50% Warga Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bersama prajurit TNI membersihkan Sungai Ciliwung (Foto: kompas.com)

Jakarta (B2B) - Disinyalir hampir 50% warga di DKI Jakarta bermukim di sejumlah kawasan terlarang seperti bantaran kali, waduk, jalan inspeksi di pinggir kali maupun di kolong jembatan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Pemprov DKI berencana menggelar penertiban di kawasan terlarang untuk mengurangi jumlah penduduk ibu kota.

"Kami yakin kalau semua tempat kumuh itu disingkirkan, Jakarta akan berkurang penduduknya karena rata-rata yang tinggal di situ, sekitar 80 persen orang dari luar kota," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Rabu (28/5).

Basuki memaparkan,  maraknya penyewaan tempat tinggal murah di ibu kota merupakan imbas dari membeludaknya pendatang dari daerah, yang mencoba mengadu nasib. Namun sayangnya, mereka justru menduduki sejumlah kawasan terlarang.

Situasi tersebut, diperparah dengan para pemangku kebijakan masa lalu yang terlalu baik menyediakan berbagai fasilitas pendukung bagi warga yang melanggar aturan tersebut. Hasilnya, jumlah penduduk Jakarta makin melonjak serta lingkungan terlihat menjadi semrawut.

"Penertiban akan dimulai dari jalan inspeksi di pinggir Kali," tegasnya.

Basuki optimistis, penertiban kawasan kumuh akan dapat mengurangi berbagai permasalahan sosial terutama yang berkaitan dengan masalah kemacetan dan banjir di ibu kota.

Jakarta (B2B) - Jakarta Vice Governor, Basuki Tjahaja Purnama predicted almost 50 percent of Jakartans occupied some forbidden areas, such as riverbank, reservoir, inspection road, and under bridges. Because of it, Jakarta Provincial Government is planning to conduct control on some forbidden areas to reduce capital city residents.

“We sure that if every slum areas are removed, citizens of Jakarta will decrease because averagely they are staying there, around 80 percent of Jakarta citizens come from outside the city,” Basuki Tjahaja Purnama said at City Hall, Wednesday (5/28).

Basuki assessed, low cost residence rental has caused newcomers booming. Unluckily, they occupy illegal areas.

The situation is worsened by previous policy makers who provided many supporting facilities for newcomers. As the result, population in Jakarta is increasing sharply and the environment seems disorganized.

"Controlling illegal residence especially along riverbank is about to start immediately," Basuki asserted.

Basuki is optimistic if social problems especially related to traffic jam and flood will decrease if the slum residence is controlled.