Jakarta Ditantang jadi Kota yang Ramah

Jakarta City Towards be a Friendly City

Reporter : Roni Said
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Jakarta Ditantang jadi Kota yang Ramah
Foto: candragun.blogspot.com

Jakarta (B2B) - Tepat 22 Juni mendatang, kota Jakarta genap berusia 487 tahun, suatu usia yang tidak lagi muda. Jakarta terus berbenah diri menjadi kota pemerintahan, ekonomi, maupun swasta. Berbagai program pembangunan telah dilakukan agar Jakarta bisa sejajar dengan kota-kota besar lainnya di dunia.

Ketua Panitia HUT DKI Jakarta, Bambang Sugiyono, mengatakan, Pemprov DKI Jakarta terus membangun sarana dan prasarana agar masyarakat Jakarta semakin sejahtera. Seperti pembangunan rumah yang layak huni sehingga tidak ada lagi yang tinggal di kolong jembatan, pendidikan dan kesehatan gratis, serta mewujudkan kota yang ramah.

"Kami ingin semuanya bergerak maju, agar Jakarta menjadi kota yang ramah, termasuk ramah bagi anak maupun lansia," kata Bambang, Minggu (8/6).

Berbagai program pembangunan yang dijalankan program DKI Jakarta mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. 

Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga, mengapresiasi beberapa program Pemprov DKI yang cukup berhasil dalam membenahi wajah ibu kota seperti pembangunan Kampung Deret, Kartu Jakarta Pintar (KJP), Kartu Jakarta Sehat (KJS), revitalisasi waduk, birokrasi, dan pelestarian budaya Betawi.

"Pendidikan, kesehatan sudah ada peningkatan, penggunaan baju adat Betawi terlihat menghargai budaya, lelang jabatan yang transparan, serta pelayanan kepada masyarakat juga sudah ada perubahan," ujarnya.

Meski demikian, kata Nirwono Yoga, Pemprov DKI Jakarta dibawah kepemimpinan Joko Widodo dan Basuki T Purnama jangan lekas berpuas diri. Pasalnya, kata dia, masih banyak pekerjaan rumah yang mesti segera diselesaikan. Seperti masalah angkutan massal, dimana jumlah bus serta koridor perlu ditambah, trotoar yang nyaman buat pejalan kaki, penegakan hukum terhadap pedagang kaki lima (PKL), serta penambahan ruang terbuka hijau.

Jakarta (B2B) - Approaching Jakarta’s 487th anniversary which falls on June 22, Jakarta keeps improving itself to become a city of governance, economic, and private. Various development programs have been conducted in order to be able to align with other big cities in the world.

Jakarta Anniversary Committee Chairman, Bambang Sugiyono, stated that Jakarta Provincial Government continues to build facilities and infrastructures for the welfare of Jakarta residents. One of the efforts done is by providing decent residential, free education, free healthcare, as well as embodying Jakarta as a friendly city.

“We want all to move forward, thus Jakarta can be a friendly city, including for children as well as elderly,” he said, Sunday (6/8).

Because of its various development programs conducted, Jakarta Provincial Government gets appreciations from various elements. 

One of them is Nirwono Yoga, an Urban Observer from Trisakti University, who praises several city government programs which he assessed quite successful in improving the face of the capital city, such as row village construction, Jakarta Smart Card (KJP), Jakarta Health Card (KJS), reservoir revitalization, bureaucracy improvement, and Betawi culture preservation.

“There has been progress in education and health sectors. The use of Betawi traditional costume is seen to appreciate the culture. Transparent open recruitment and public services also having significant changes,” he uttered.

Even so, Yoga hopes that Jakarta Provincial Government under the leadership of Joko Widodo and Basuki T Purnama not to easily satisfied. According to him, there are still a lot of homework that must be resolved, such as mass transportation problems, in which the amount of buses and corridors needs to be added, convenient sidewalks for pedestrians, law enforcement against street vendors, and additional green open spaces (RTH).