Mudik dengan Kereta jadi Pilihan Hampir 400 Ribu Warga Jakarta
Going Home by Train is Still Very Attractive for Homecomers
Reporter : Roni Said
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI), Agus Komaruddin mengatakan kereta api dipilih oleh 367.720 warga Jakarta untuk angkutan mudik menuju kampung halaman mereka di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta.
Menurutnya, persiapan keberangkatan kereta terlihat mengalami lonjakan sejak H-10 Lebaran. Pihaknya juga menyediakan kereta tambahan untuk mengakomodir kebutuhan penumpang.
"Kami mencatat secara kumulatif dari keberangkatan H-10 hingga H-1 sebanyak 367.720 penumpang telah diberangkatkan," kata Agus di Jakarta pada Sabtu (18/7).
Dia menambahkan, terkait arus balik sendiri menurutnya tidak ada masalah, karena seluruh tiket kereta sudah habis dibeli penumpang, sebanyak 54 rangkaian kereta ditambah 12 kereta tambahan disiapkan guna mengakomodir penumpang.
"Untuk tujuan terbanyak ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kalau untuk tujuan Jawa Barat tidak terlalu banyak, karena penumpangnya lebih suka menggunakan bus," katanya.
Jakarta (B2B) - The Indonesian Railway Corp. or PT KAI stated that going home by train seems to still be a favorite for the Jakarta citizens. Noted, as many as 367,720 people known to use the train as transport in homecoming season to West Java, Central Java, East Java, and Yogyakarta.
The Head of Public Relation Head of PT KAI, Agus Komaruddin said an increase in the number of train passengers has been seen since the 10 days before Eid. To overcome that, his side also prepared additional train to acommodate them.
"Based on our data, we had sent a total of 367,720 passengers from D-10 to D-1," he said here on Saturday (7/18).
According to him, his side also has set up 54 wains and 12 additional wains to accommodate homecomers who want to return to Jakarta
"The amount of homecomers who use train to West Java is fewer in number because they could use bus, most of them use trains to Central Java and East Java," Mr Komaruddin said.
