Reformasi PBB Diserukan Presiden Jokowi Demi Keadilan Tatanan Globa

President Widodo Urged United Nations Reform as the World Body

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Reformasi PBB Diserukan Presiden Jokowi Demi Keadilan Tatanan Globa
Presiden Jokowi memberikan sambutan pada pembukaan KTT Asia Afrika ke-60, di JCC Jakarta (Foto2: setkab.go.id)

Jakarta (B2B) - Presiden RI Joko Widodo menyerukan untuk membangun kembali tatanan global yang lebih adil, dengan mengedepankan kepemimpinan bersama tanpa ada lagi dominasi negara-negara besar, melalui reformasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai badan dunia yang mengutamakan keadilan bagi semua, terutama dalam menangani aksi-aksi kekerasan tanpa mandat PBB.

Sejumlah kepala negara/kepala pemerintahan hadir dalam pembukaan antara lain Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Raja Yordania Abdullah. dan PM Brunei Darussalam Sultan Hasanah Bolkiah.

“Kita bangsa Asia Afrika mendesak reformasi PBB agar berfungsi optimal,” kata Presiden Jokowi dalam kata sambutannya saat membuka KAA ke-60 di Jakarta Convention Center (JCC) pada Rabu.

Namun setelah 60 tahun, Presiden Jokowi menilai, ketidakadilan global terasa semakin menyesak dada ketika janji semangat Bandung yang menuntut kemerdekaan bagi semua bangsa-bangsa di Asia Afrika masih menyisakan sebua hutang selama 6 dasawarsa.

“Kita dan dunia masih berutang kepada rakyat Palestina,” kata Presiden

Presiden menilai, dunia tidak menyaksikan penderitaan rakyat Palestina yang hidup dalam ketakutan dan ketidakadilan akibat penjajahan yang berlangsung begitu lama.

Presiden mengingatkan, bahwa kita tidakboleh berpaling dari penderitaan rakyat Palestina. “Kita harus terus berjuang bersama mereka. Kita harus mendukung lahirnya sebuah Negara Palestina yang merdeka,” tegas Presiden Jokowi.

Kepala Negara mengemukakan, dunia yang kita warisi sekarang masih sarat dengan ketidakadilan, kesenjangan, dan kekerasan global. Cita-cita bersama mengenai lahirnya sebuah peradaban dunia baru, sebuah tatanan dunia baru, yang berdasarkan keadilan, yang beradasarkan kesetaraan dan kemakmuran, kata Kepala Negara, masih jauh dari harapan.

Menurut Presiden Jokowi, ketidakadilan dan ketidakseimbangan global masih terpampang gamblang di hadapan kita. Ketika negara-negara kaya, yang hanya sekitar 20 persen penduduk dunia, menghabiskan 70 persen sumber daya bumi, bagi Presiden Jokowi menunjukkan ketidakadilan menjadi nyata.

“Ketika ratusan orang di belahan bumi sebelah utara menikmati hidup super kaya sementara 1,2 miliar jiwa di belahan selatan tidak berdaya dalam kemiskinan dan penghasilan kurang dari 2 dollar per hari, maka ketidakadilan semakin kasat mata,” papar Jokowi.

Presiden Jokowi menilai, semakin kentara ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak berdaya. Aksi-aksi kekerasan tanpa mandat PBB seperti yang kita saksikan telah menafikan keberadaan PBB.

Oleh karena itu, tegas Presiden Jokowi, bangsa-bangsa di Asia Afrika mendesak reformasi PBB agar berfungsi secara optimal sebagai badan dunia yang mengutamakan keadilan bagi kita semua, bagi semua bangsa, seperti dilansir setkab.go.id.

Jakarta (B2B) - The Indonesian President Joko Widodo  called for rebuild a more equitable global order, by promoting the leadership of shared without any further domination of the big countries. In order to realize a more equitable global order, Widodo urged the United Nations (UN) reform as a world body that promotes justice for all, especially in dealing with violence without a UN mandate.

A number of Heads of State/ Head of Government attended the opening of this, among others, the Chinese President Xi Jinping, the Prime Minister (PM) of Japan Shinzo Abe, Jordan’s King Abdullah, and Sultan of Brunei Hasanal Bolkiah.

“We are the peoples of Asia Africa, urged the UN reform in order to function optimally,” President Widodo said in his  opening remarks while opened of the 60th Asian-African Summit, at the Jakarta Convention Center (JCC) on Wednesday.

On that occasion, Widodo also offend about Palestinian independence. President reminded again the Bandung Spirit pledge, which is demanding independence for all nations in Asia and Africa, without exception for Palestine.

However, in fact, he assess, the world and even the United Nations cannot do anything while the Palestinian are suffering because of colonization until now.

“The world is powerless see the Palestinian suffer due to colonization. We are cannot turn away from the suffering of the Palestinian people,“ he added.

President Widodo reminded that the countries in Asia and Africa must unite in struggling for the Palestinian. Therefore, the President invited the leaders in Asia and Africa to move.

“As the largest democracy, Indonesia is ready to play a global role. Indonesia is ready to work together with all parties,” Widodo said.