Merpati Batal Ditutup, Utangnya Dikonversi jadi Saham
Merpati Continue to Operate, Debt Converted into Shares
Reporter : Gatot Priyantono
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
 b.jpg)
Jakarta (B2B) - Pemerintah akan menyelamatkan PT Merpati Nusantara dengan mengkonversi utangnya ke sejumlah BUMN menjadi saham, karena Merpati dinilai masih layak beroperasi.
"Kami setuju dengan konversi utang," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Selasa setelah rapat terkait upaya penyelamatan Merpati.
Selain itu, kata Hatta, utang dalam bentuk perjanjian pinjaman sub-(SLA) kepada pemerintah akan dikonversi menjadi penyertaan modal negara non-tunai, Hatta mengatakan
Menurut Hatta, saat ini total utang Merpati mencapai Rp 6,7 triliun kepada 20 kreditur.
Utang kepada perusahaan negara, termasuk bandara operator Angkasa Pura I dan II, Bank Mandiri, perusahaan minyak dan energi Pertamina energi dan perusahaan asuransi Jasindo mencapai Rp2 triliun.
Sisanya termasuk Rp 2,5 triliun SLA kepada pemerintah dan sekitar 3,2 triliun meliputi pajak dan kepada kreditur lainnya.
Hatta mengatakan, pemerintah memutuskan untuk merestrukturisasi utang Merpati karena percaya maskapai masih bisa bangkit dari krisis keuangan tersebut.
"Merpati masih dibutuhkan untuk melayani penerbangan perintis di sejumlah provinsi terutama di bagian timur Indonesia," katanya.
Merpati akan diberikan waktu satu bulan untuk menyerahkan rencana bisnis kepada pemerintah dan penyedia pinjaman lainnya.
"Merpati juga diperbolehkan untuk mencari dana untuk pengadaan pesawat," katanya.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mendukung keputusan pemerintah untuk memberikan lebih banyak kesempatan kepada Merpati untuk melanjutkan kegiatan bisnis dan operasionalnya.
"Sebenarnya, berdasarkan kesimpulan dari Perusahaan Pengelola Aset (PPA), Merpati harus ditutup, tetapi pemerintah menemukan jalan keluar dengan mengkonversi utang menjadi saham," kata Dahlan.
Dia mengatakan setelah proses konversi utang telah disepakati maka Merpati diperbolehkan untuk mencari mitra bisnis.
"Sejauh ini Merpati mungkin tidak memiliki pasangan karena memiliki defisit yang besar. Sekarang dengan buku bersih dari utang, Merpati bisa mengundang investor untuk bersama-sama mengembangkan bisnisnya," katanya.
Dia tidak menutup kemungkinan Merpati bergabung ke maskapai Garuda.
Namun, rencana konversi masih membutuhkan persetujuan dari Komisi VI DPR, katanya.
Jakarta (B2B) - The debt of PT Merpati Nusantara Airlines to a number of other state companies would be converted into shares, to save the debt ridden state owned airline.
"We agree with the conversion of the debts," Coordinating Minister for Economy Hatta Rajasa said here on Tuesday after a meeting to save the airline .
In addition, the debt in the form of sub-loan agreement (SLA) to the government would be converted into non-cash state capital participation, Hatta said
According to Hatta currently Merpati ran up a total debt of Rp6.7 trillion to 20 creditors.
Debts to state companies including airport operators Angkasa Pura I and II , Bank Mandiri , energy company Pertamina and insurance company Jasindo totaled Rp2 trillion.
The rest includes Rp2.5 trillion in SLA to the government and around Rp3.2 trillion in tax and to other creditors.
Hatta said the government decided to restructure the debts of Merpati as it believes the airline could still rise from its financial woes.
"Merpati is still needed to serve pioneer flights in a number of provinces especially in eastern part of the country," he said.
Merpati would be given one month to submit its business plan to the government and other loan providers.
"Merpati is also allowed to look for funds for the procurement of aircraft," he said.
Looking for partners Minister for State Enterprises Dahlan Iskan said he agreed with the decision of the government to give Merpati more opportunity to resume operation.
"Actually, based on a conclusion of the state asset management company PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), Merpati should be closed down, but the government found a way out by converting debts into shares," Dahlan said.
He said after the process of debt conversion has been wrapped up Merpati is allowed to look for partners.
"So far Merpati may not have partner as it has big deficit. Now with book clean of debt Merpati could invite investors to jointly develop its business," he said.
He did not rule out Merpati merged into Garuda, the nations flag carrier.
However, the conversion plan still needs approval from the Commission VI of the House of Representatives, he said.
