TNI AL Sanggah Tudingan Beijing Tembaki Kapal China
Indonesia Defends Opening Fire on Chinese Boat
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
INDONESIA pada Senin menjawab tudingan bahwa telah menembaki pelaut China padahal target utamanya untuk menghentikan aksi penangkapan ikan ilegal, setelah China mengajukan klaim wilayah maritim yang tumpang tindih dengan Jakarta.
Beijing memprotes keras atas bentrokan yang terjadi pada Jumat di dekat Kepulauan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, dan menegaskan bahwa salah satu nelayan Cina terluka.
Angkatan Laut Indonesia (TNI AL) bersikeras menegaskan tidak ada yang terluka ketika menahan tujuh pelaut di kapal berbendera China setelah mengeluarkan tembakan peringatan.
Ini adalah sengketa yang ketiga dalam beberapa bulan terakhir antara Indonesia dan China di dekat Natuna, sebelah barat Kalimantan, ketegangan meningkat antara Beijing dan beberapa negara akibat sejumlah tindakan berlebihan yang berkembang di Laut China Selatan yang disengketakan.
Tidak seperti beberapa tetangga di Asia Tenggara, Indonesia tidak terlibat sengketa kepemilikan terumbu atau pulau di kawasan perairan tersebut dengan China.
Namun klaim Beijing terhadap hak-hak nelayan dekat Natuna dan sekitar 3.000 kilometer dari daratan yang tampak tumpang tindih dengan zona ekonomi eksklusif Indonesia di seluruh pulau.
Menteri Perikanan Indonesia Susi Pudjiastuti, yang memimpin kampanye untuk menindak pencurian ikan, membela tindakan TNI AL.
"Angkatan Laut Indonesia membuat langkah yang tepat dengan mempertahankan kedaulatan laut kita," kata Susi melalui Twitter. "Penembakan itu dipastikan sesuai prosedur."
Dia menambahkan bahwa "mencuri ikan adalah kejahatan. Tidak mungkin bahwa ada kesepakatan antara negara-negara yang memungkinkan untuk mencuri ikan".
Presiden Joko Widodo bertemu dengan Menteri Keamanan Luhut Panjaitan pada Senin menyusul bentrokan dan memerintahkan Luhut untuk membela kedaulatan Indonesia, kata juru bicara kepresidenan Johan Budi.
"Presiden memerintahkan dia untuk mempertahankan kedaulatan teritorial Indonesia bahwa kita telah berjuang untuk melindunginya sejak kita merdeka," katanya, seperti dikutip AFP yang dilansir MailOnline.
Namun dia menambahkan Presiden ingin tindakan tegas dilakukan tanpa "mempengaruhi hubungan baik". Indonesia bersikap tegas menumpas aksi penangkapan ikan ilegal, yang dimulai pada 2014, sehingga membuat gusar negara-negara tetangga Indonesia.
Juru bicara kementerian luar negeri China Hua Chunying mengatakan bentrokan terbaru terjadi di "fishing ground tradisional China".
"China dan Indonesia memiliki klaim tumpang tindih terkait wilayah maritim dan kepentingan," di wilayah, katanya pada penjelasan reguler di kementerian pada Senin.
Dia tidak memberikan jawaban langsung ketika ditanya apakah alasan tumpang tindih pencarian ikan tersebut terkait dengan zona ekonomi ekslusif Indonesia.
TNI AL mengatakan telah mencegah 12 kapal asing pencuri ikan yang berupaya melarikan diri ketika kapal perang Indonesia mendekat.
Kapal TNI AL mengejar dan menembakkan beberapa tembakan peringatan, sampai akhirnya sebuah kapal berbendera China dihentikan dan ditangkap, katanya.
Pada Maret penjaga pantai China menabrak perahu yang ditahan di dekat Natuna dan membantunya melarikan diri ketika menarik kapal China ke pantai.
Bulan lalu, TNI AL menembaki sebuah kapal pukat China di dekat sejumlah pulau dan menyita kapal. Beijing mengatakan tengah melancarkan protes.
China menegaskan otoritas atas hampir semua Laut Cina Selatan, mendasarkan klaimnya pada dokumen sejarah, meskipun sebagian ditentang oleh beberapa negara Asia Tenggara.
INDONESIA on Monday defended opening fire on Chinese sailors as an action aimed at stopping illegal fishing, as China said it had overlapping maritime claims with Jakarta.
Beijing protested strongly over Friday's clash near Indonesia's Natuna Islands in the South China Sea, saying one Chinese fisherman was injured.
The Indonesian navy insisted no one was hurt when it detained seven sailors on a Chinese-flagged vessel after firing warning shots.
It was the third such skirmish in recent months between Indonesia and China near the Natunas, which are west of Borneo, as tensions rise between Beijing and several nations over its growing assertiveness in the disputed South China Sea.
Unlike some of its Southeast Asian neighbours, Indonesia does not dispute ownership of reefs or islets in the sea with China.
But Beijing's claims to fishing rights near the Natunas and some 3,000 kilometers from its mainland appear to overlap with Indonesia's exclusive economic zone around the islands.
Indonesian Fisheries Minister Susi Pudjiastuti, who is leading a campaign to crack down on illegal fishing, defended the navy's actions.
"The Indonesian navy made the right move by maintaining the sovereignty of our seas," she tweeted. "The shooting was definitely according to procedure."
She added that "stealing fish is a crime. It is impossible that there is an agreement between countries that allows for stealing fish".
President Joko Widodo met with Security Minister Luhut Panjaitan on Monday following the clash and ordered him to defend Indonesia's sovereignty, presidential spokesman Johan Budi said.
"The president ordered him to defend Indonesia's territorial sovereignty that we have struggled to build up since our independence," he said.
But he added the president wanted this to be done without "affecting good relations". Indonesia's aggressive crackdown on illegal fishing, which began in 2014, has riled several of its neighbours.
Chinese foreign ministry spokeswoman Hua Chunying said the latest clash took place in "traditional Chinese fishing ground".
"China and Indonesia have overlapping claims for maritime rights and interests," in the area, she told a regular briefing on Monday.
She did not provide a direct answer when asked whether those fishing grounds overlapped with Indonesia's exclusive economic zone.
Indonesia's navy said it intercepted 12 foreign vessels illegally fishing which fled as their warships approached.
Navy vessels pursued and fired several warning shots, until eventually a Chinese-flagged ship was stopped and boarded, it said.
In March Chinese coastguards rammed a boat detained near the Natunas and helped it escape as the Indonesians towed the vessel to shore.
Last month, the Indonesian navy opened fire on a Chinese trawler near the islands and seized the vessel. Beijing said it protested the move.
China asserts authority over almost all the South China Sea, basing its claim on historical documents, despite partial counter-claims from several Southeast Asian nations.
