Renegosiasi Kontrak Tambang, 25 Perusahaan Nyatakan Setuju

Indonesian Minister: 25 Companies Agree to Renegotiate Mining Contracts

Reporter : Gatot Priyantono
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Renegosiasi Kontrak Tambang, 25 Perusahaan Nyatakan Setuju
Foto: inspirasibangsa.com

Jakarta (B2B) - 25 perusahaan mineral, dari keseluruhan 112 perusahaan, telah sepakat untuk melakukan renegosiasi kontrak tambang. Namun renegoisasi belum sentuh perushaan besar seperti Newmont dan Freeport

"Tim renegosiasi sudah melaporkan ada sejumlah kemajuan, sebanyak 25 perusahaan sudah menyepakati renegosiasi," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa usai rapat koordinasi membahas renegosiasi kontrak tambang di Jakarta, Kamis.

Dari 25 perusahaan mineral tersebut, sebanyak tujuh perusahaan sepakat untuk melakukan revisi perjanjian Kontrak Karya dan 18 perusahaan setuju melakukan revisi Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B).

Hatta mengatakan renegosiasi kontrak ini mencakup pembayaran royalti, divestasi, pengurangan lahan, pembangunan smelter serta penggunaan konten lokal yang lebih bermanfaat bagi perekonomian nasional.

"Besok ini akan ditandatangani dalam bentuk kesepakatan. Karena saya meminta adanya akselerasi dalam renegosiasi dan yang selesai segera diikat dalam kontrak baru," katanya.

Menteri ESDM Jero Wacik memastikan penandatanganan kesepakatan renegosiasi antara pemerintah dengan 25 perusahaan mineral tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat.

Namun, menurut dia, kesepakatan renegosiasi tersebut belum mencakup perusahaan tambang mineral terkemuka yang telah lama beroperasi di Indonesia, seperti PT Freeport Indonesia maupun PT Newmont Nusa Tenggara.

"Itu belum masuk. Tapi sudah ada kemajuan, jadi sudah ada perusahaan besar yang berkehendak mengubah royalti lebih besar. Angkanya nanti diumumkan kalau sudah sepakat," kata Jero.

Sebelumnya, pemerintah melakukan perundingan dengan 37 perusahaan untuk melakukan renegosiasi Kontrak Karya dan 75 perusahaan untuk melakukan renegosiasi Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B).

Dengan adanya 25 perusahaan yang telah sepakat melakukan renegosiasi, maka masih ada 87 perusahaan mineral tambang yang masih belum menyetujui untuk melakukan revisi kontrak pertambangan.

Jakarta (B2B) - Coordinating Minister for Economic Affairs Hatta Rajasa stated that 25 mineral companies, out of a total of 112, have already agreed to conduct re-negotiations on their mining contracts.

"The negotiation team has reported that 25 companies have already agreed to renegotiate," he stated after a coordination meeting on the issue here on Thursday.

Hatta noted that seven companies had agreed to revise their working contract agreements while 18 others, their coal mining contract agreements (PKP2B).

He noted that renegotiation of the contracts would cover royalty payment, divestment, land use reduction, smelter development and use of local contents to give more benefit to national economy.

"Tomorrow the deal will be put forth in the form of an agreement and signed. Therefore I have asked for the acceleration of the negotiations so that their deals can immediately be put into the new contracts," he explained.

Energy and mineral resource minister Jero Wacik assured that the signing of renegotiation agreements with the 25 companies would be done immediately.

He added, however that the renegotiation agreement did not as yet include big minerals mining companies that have long been operating in the country such as PT Freeport Indonesia and PT Newmont Nusa Tenggara.

"They are not yet included. But progress has been made. So, some big companies have already expressed their intent to pay bigger royalty. The figures will be made known after an agreement is reached later," he explained.

The government has conducted talks with 37 companies with regard to renegotiating their working contracts and with 75 others over their PKP2B agreements.

After having made the deals with 25 companies, there are still 87 companies left that have not yet agreed to revise their mining contracts, he added.