Perpres Harga Bahan Pokok dan Barang Penting Disorot Media Asing

Indonesian President Allows Staple Food Prices to be Capped

Reporter : Rizki Saleh
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Perpres Harga Bahan Pokok dan Barang Penting Disorot Media Asing
Presiden RI Joko Widodo meluncurkan Operasi Pasar Murah di Cimahi, Jabar didampingi Mendag Rahmat Gobel dan Mentan Andi Amran Sulaiman (kanan) Foto: Humas Kementan/Abiyadun

PRESIDEN RI Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) yang memungkinkan pemerintah untuk membatasi harga makanan pokok, semen dan bahan pokok saat permintaan meninkgat, kata juru bicara presiden terkait hari pertama Ramadan pada Kamis.

Presiden Joko Widodo, yang juga telah membatasi kenaikan harga BBM dalam negeri, tengah berupaya merangsang kegiatan ekonomi yang melemah dan berada pada titik terendah sejak 2009.

"Peraturan ini memberikan kewenangan kepada pemerintah untuk menetapkan harga bahan pokok menjelang, pada dan setelah hari besar keagamaan, atau selama periode kenaikan harga," kata Teten Masduki, juru bicara kepresidenan, kepada wartawan, seperti dilansir Reuters yang dikutip MailOnline.

Meningkatnya harga kebutuhan pokok memicu tingkat inflasi tahunan Indonesia dari 7,15% pada Mei, jauh lebih tinggi daripada di negara Asia Tenggara lainnya.

Pemerintah menetapkan berbagai upaya khusus untuk memastikan harga makanan dan bahan pokok tidak melambung tanpa kendali selama Ramadhan, yang biasanya menjadi musim belanja terbesar di Indonesia.

"Tujuannya baik - untuk memastikan stabilitas harga - tetapi untuk pelaku industri kebijakan ini dapat digolongkan sebagai langkah intervensi," kata Eric Sugandi, ekonom Standard Chartered.

"Rakyat, khususnya warga miskin, mungkin senang dengan kebijakan tersebut, tapi kita harus melihat efektivitasnya," tambahnya. "Yang dirugikan adalah pedagang dan pelaku industri."

Perusahaan semen dan makanan yang mungkin akan terpengaruh oleh ketentuan harga pemerintah termasuk PT Semen Indonesia Tbk, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk dan Cargill.

Presiden Widodo, yang dilantik sebagai presiden pada Oktober 2014, telah berjanji untuk membuat Indonesia mandiri dalam penyediaan pangan dan berkomitmen untuk membangun bendungan, modernisasi sistem irigasi, peningkatan areal tanam untuk padi dan membuka peluang akses kredit perbankan kepada para petani.

Harga bahan pokok seperti cabe, bawang merah dan beras telah berfluktuasi tahun ini, dan pemerintah menuding penyebabnya adalah musim kemarau, upaya penimbunan makanan dan ulah spekulan.

Presiden Widodo bakal terpaksa melanggar janjinya untuk tidak mengimpor beras, namun, analis  mengatakan Indonesia bisa saja terpaksa mengimpor 1,6 juta ton beras tahun ini karena kenaikan harga pangan dan ancaman El Nino.

Indonesia sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara telah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) beras dari petani dan membatasi ekspor dan impor beberapa makanan, termasuk beras dan gula.

INDONESIA'S president has signed a decree allowing the government to cap prices of staple foods, cement and other basic goods during peak demand periods, a presidential spokesman said as the Muslim fasting month of Ramadan began on Thursday.

President Joko Widodo, who has also limited the rise in domestic petrol prices, is looking at ways to stimulate the flagging economy which is at its weakest since 2009.

"This regulation gives the authority to the government to set special prices ahead of, on, or after religious holidays or during periods of price volatility," Teten Masduki, presidential spokesman, told reporters.

Volatile food prices drove Indonesia's annual inflation rate to a five-month high of 7.15 percent in May, far higher than in other Southeast Asian economies.

The government is imposing extra measures to ensure prices for food and basic goods do not spike during Ramadan, usually Indonesia's biggest shopping season.

Earlier on Thursday, Indonesia's central bank kept its benchmark reference rate unchanged at 7.50 percent, saying the level is still consistent with efforts to contain inflation and make the current account deficit healthier.

"The goal is good - to ensure price stability - but to industry players this is an interventionist policy," said Eric Sugandi, an economist at Standard Chartered.

"People, especially the poor, may be happy with that but we have to look at the effectiveness," he added. "The losers will be the traders and industry players."

Cement and food firms that may be affected by any cap in prices include PT Semen Indonesia Tbk, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk and PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk and Cargill .

Widodo, who was inaugurated in October, has promised to make Indonesia self-sufficient in various foods and has committed to building more dams, modernising irrigation systems, increasing planting areas for foods and providing easier access to credit for smallholder farmers.

Domestic food prices of chilies, shallots and rice have fluctuated this year, with the government citing dry weather, food hoarding and speculators.

Widodo could be forced to backtrack on his promises to curb rice imports, however, with analysts saying the country may ship in as much as 1.6 million tonnes this year due to soaring prices at home and the threat of a strong El Nino.

Southeast Asia's biggest economy already sets price floors for farmers of staple foods and limits the export and import of some foods, including rice and sugar.