Raffi Ahmad Cs Diduga Pakai Obat Flu Jadi Narkoba
Raffi Ahmad Cs Alleged Flu Medicine For Drug Use
Reporter : Rusdi Kamal
Editor : Heru S Winarno
Translator : Parulian Manalu
Jakarta (B2B) - Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan narkoba yang disita di rumah Raffi Ahmad berjenis metilen dioksi metamfetamin (MDMA) yang berasal dari obat flu. Kandungan MDMA tersebut ditemukan dari hasil pemeriksaan laboratorium BNN.
Dari berbagai literatur yang dikumpulkan B2B, dari struktur kimianya maka MDMA adalah turunan dari metamfetamin dan amfetamin yang dinyatakan berbahaya karena merupakan stimulan sistem syaraf. Turunannya yaitu metilen dioksi metamfetamin (MDMA) yang sangat ngetop sebagai ecstasy, dan metamfetamin HCl atau shabu-shabu, merupakan obat yang sering disalahgunakan pecandu narkoba.
"MDMA pada praktiknya adalah obat flu tapi disalahgunakan dan menjadi referensi baru karena ternyata menjadi narkoba jenis baru," kata Kepala Humas BNN Komisaris Besar Sumirat kepada pers di kantornya, Senin (28/1).
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan jenis baru dari narkoba akan terus bermunculan. Pasalnya, pembuatnya dapat mencari bahan-bahan kimia yang tidak tercantum dalam undang-undang anti narkoba.
"Sekarang fokus kami mencari pengedar dan pembuat narkotika ini. Siapa di belakangnya?"
Jakarta (B2B) - National Narcotics Agency (BNN) said drugs were seized in the manifold methylene Raffi Ahmad dioksi methamphetamine (MDMA) derived from flu drug. The content of MDMA was found from the results of laboratory tests BNN.
From the literature collected B2B, from the chemical structure of MDMA is a derivative of methamphetamine and amphetamine were declared dangerous because it is a stimulant of the neural system. Methylene derivatives are dioksi methamphetamine (MDMA), which is very popular as ecstasy, and methamphetamine hydrochloride or -, a drug that is often abused drug users.
"MDMA is flu drug in practice but be abused and become a new reference because it turned out to be a new kind of drug," said Sumirat told reporters at his office on Monday (28/1).
According to him, most likely a new type of drug will continue to emerge. Because the author can find chemicals that are not listed in the anti-drug laws.
"Now our focus looking for dealers and drug makers this. Who is behind it?"
