Jaksa Agung Pastikan Ada Warga Asing yang Dieksekusi Mati Pasca Lebaran
Indonesia to Ramp Up Number of Executions in War on Drugs
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
INDONESIA berniat menambah jumlah terpidana mati kasus peredaran narkoba untuk menjalani eksekusi mati dalam upaya memerangi narkoba.
Jaksa Agung Muhammad Prasetyo mengatakan setidaknya dua narapidana akan berjajar di depan regu tembak sebagai balasan setimpal atas kejahatan mereka mengedarkan narkoba.
Di antara mereka yang menghadapi hukuman mati adalah warga asing, katanya, tapi dia menolak mengungkap berapa terpidana mati yang akan dieksekusi.
Prasetyo mengatakan: 'Pelaksanaan eksekusi akan dilakukan setelah (Idul Fitri) masa liburan yang baru saja berakhir.'
"Ada lebih dari dua orang, dan ada warga asing. Ada protes tapi kami akan tetap melaksanakan eksekusi."
Indonesia tahun lalu mengeksekusi mati 14 orang, sebagian besar pengedar narkoba asing, dan bersumpah untuk meningkatkan jumlah terpidana mati meskipun di tengah kecaman internasional.
Prasetyo sebelumnya mengatakan minimal 16 terpidana mati akan dieksekusi tahun dan lebih dari dua kali lipat jumlah itu tahun depan.
Setidaknya ada 121 orang terpidana mati di Indonesia, termasuk 35 warga asing, sebagian besar dihukum karena kejahatan terkait narkoba, menurut Kementerian Hukum dan HAM RI.
Mereka termasuk Mary Jane Veloso dari Filipina, Lindsay Sandiford dari Inggris dan Serge Atlaoui dari Prancis.
Wanita gaek asal Inggris Lindsay Sandiford dari Redcar di Teesside, menjalani hukuman penjara sejak Desember 2012 setelah mencoba menyelundupkan kokain ke Bali setelah tiba dalam penerbangan dari Bangkok.
Wanita 59 tahun ini mengaku menyelundupkan 4.8 kg narkoba tetapi dia mengaku karena ditekan oleh geng penyelundupan.
Namun, Miss Sandiford terdengar filosofis ketika ia diwawancarai oleh Mail on Sunday tahun lalu.
Dia mengatakan: Usia saya hampir 60 dan banyak orang tidak hidup sampai usia ini. Masuk daftar dan ditembak mati bukan akhir dari kehidupan yang saya pilih, tapi setiap orang harus menjalani takdirnya.'
Indonesia mengeksekusi mati 14 orang, termasuk 12 warga asing, tahun lalu dan diperkirakan lebih 10 orang akan dieksekusi mati tahun ini.
Regu tembak adalah personel polisi dari Polri, tiga senapan berisi peluru tajam, sementara sembilan senjata laras panjang lainnya tanpa diisi peluru.
Para eksekutor tidak mengetahui senapan siapa yang berisi peluru tajam, hal ini untuk menghindari anggota regu tembak memiliki rasa bersalah setelah melaksanakan tugasnya mengeksekusi mati, seperti dilansir MailOnline.
INDONESIA is to increase the number of prisoners executed by firing squad in its war on drugs.
The country's attorney general Muhammad Prasetyo has said at least two convicts will be lined up and shot soon for their crimes.
Among those facing the death penalty are foreigners, he said, but he did not elaborate upon the crimes of which they are convicted.
Prasetyo said: 'The implementation of the executions will be carried out after the (Eid al-Fitr) holiday period that has just ended.
'There are more than two people, and there are foreigners. There are protests but we will still carry out the executions.'
Indonesia last year executed 14 people, mostly foreign drug traffickers, and has vowed to ramp up that number despite international condemnation.
Prasetyo previously said 16 prisoners would be executed this year at a minimum and more than double that number next year.
At least 121 people are on death row in Indonesia, including 35 foreigners, mostly convicted of drug-related crimes, according to the Justice Ministry.
They include Mary Jane Veloso from the Philippines, Lindsay Sandiford from Britain and Frenchman Serge Atlaoui.
British grandmother Lindsay Sandiford from Redcar on Teesside, has been on death row since December 2012 after attempting to smuggle cocaine into Bali after arriving on a flight from Bangkok.
The 59-year-old admitted smuggling 4.8kg (10.6lb) of the drug but said she was pressured by a smuggling gang.
However, Miss Sandiford sounded philosophical when she was interviewed by the Mail on Sunday last year.
She said: I'm nearly 60 and a lot of people don't live to be this age. Being lined up and shot isn't the ending I'd pick, but everyone has to go somehow.'
Indonesia executed 14 people, including 12 foreigners, in total last year and it has been suggested a further 10 people will be executed this year.
Firing squads are made up of 12 paramilitary police, three of whose rifles are loaded with live ammunition, while the other nine rifles contain blanks.
This is to avoid members of the firing squad being unaware of who among them had actually been responsible for death.
