Bikini Snack Disorot Media Internasional setelah Picu Kontroversi
Muslim-majority Indonesia Outraged at `Bikini` Snack
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
MAKANAN ringan Sebuah makanan ringan mie dengan gambar seorang wanita berbikini dan kata-kata 'remas aku' yang tertulis di kemasannya memicu kegusaran masyarakat, yang sejak Jumat meminta produsennya untuk menarik produknya dari pasaran.
Makanan ringan itu mengambil nama "Bikini" dari akronim produk yang disebut 'bihun kekinian'.
Namun cemilan, yang hanya dapat dipesan secara online, memicu kemarahan masyarakat di Indonesia, yang dikenal memiliki populasi Muslim terbesar di dunia.
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi mengatakan bahwa nama dan kemasan yang "merujuk pada pornografi, dan karena itu harus ditarik dari pasar".
Walikota Bandung Ridwan Kamil, juga menyatakan untuk menarik cemilan yang memicu kontroversi tersebut akan ditarik dari toko-toko karena "memicu kegelisahan di masyarakat".
YLKI Dasar, yang berhasil memesan via online beberapa cemilan tersebut awal pekan ini, mengatakan bahwa produsennya pembuat telah memalsukan label "halal" pada kemasan. Pelabelan halal seperti yang digunakan pada makanan yang diproduksi sesuai dengan hukum Islam, seperti dikutip AFP yang dilansir MailOnline.
A NOODLE SNACK with a picture of a bikini-clad woman and the words "squeeze me" on the packaging has triggered outrage in Muslim-majority Indonesia, with consumer groups calling Friday for it to be pulled from shops.
The snack takes its name "Bikini" from an acronym in local slang meaning "trendy rice noodles".
But the food, which can only be ordered online, sparked anger among conservative sections of society in Indonesia, which has the world's biggest Muslim population.
Tulus Abadi, executive chairman of the Indonesian Consumers Foundation, said that the name and packaging were "verging on pornography, and therefore it has to be pulled from the market".
Ridwan Kamil -- the mayor of Bandung city on Java island, where the snack is believed to have been produced -- also called for the food to be withdrawn from shops as it had "caused uneasiness in society".
The foundation, which managed to order some of the snacks earlier this week, said the maker had forged the "halal" label on the packaging. Such labelling is used on foods that are produced in line with Islamic law.
