China Tuding TNI AL Tembaki Kapal Ikan, Lukai Nelayan
China Says Indonesia Fired on Fishing Boats, Injuring Crewman
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
CHINA MENUDING Indonesia pada Minggu telah menembaki nelayan dan melukai salah satu dari mereka, dalam ketegangan terbaru antara dua negara di Laut China Selatan.
Kementerian luar negeri di Beijing melancarkan protes keras atas apa yang disebut pelecehan oleh TNI AL terhadap nelayan China.
Disebutkan bahwa beberapa kapal perang TNI AL menembaki perahu di fishing ground yang disengketakan pada Jumat.
Salah satu nelayan terluka, katanya tanpa memberikan rincian, sementara perahu nelayan dan tujuh awak lainnya ditahan.
"China mengajukan protes keras dan mengutuk penggunaan kekuatan senjata berlebihan," kata juru bicara kementerian Hua Chunying seperti dikutip dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi Xinhua yang dikutip AFP seperti dilansir MailOnline.
Badan itu mengatakan insiden terjadi di sebuah "fishing ground tradisional Cina" di mana kedua negara saling klaim atas kawasan maritim.
Tindakan Indonesia melanggar hukum internasional, kata Hua.
"China mendesak Indonesia untuk berhenti mengambil tindakan yang meningkat ketegangan, mempersulit masalah atau mempengaruhi perdamaian dan stabilitas," katanya.
TNI AL mengkonfirmasi tentang insiden itu dalam sebuah pernyataan resmi, yang mengatakan bahwa sebuah kapal berbendera China ditahan, tapi tidak ada korban terluka.
TNI AL mengatakan telah mencegat 12 kapal nelayan asing ilegal yang melarikan diri ketika kapal perang Indonesia mendekat.
Kapal perang TNI AL kemudian mengejar dan menembakkan beberapa tembakan peringatan, sampai akhirnya sebuah kapal berbendera China dihentikan dan ditahan, kata pernyataan dari TNI AL.
Juru bicara Angkatan Laut Edi Sucipto mengatakan ketujuh awak kapal nelayan tidak ada yang terluka.
"Semua kru aman. Enam pria dan satu wanita sekarang ditahan di Ranai," katanya kepada AFP, mengacu pada pangkalan TNI AL di kawasan Kepulauan Riau.
"Kapal berbendera apapun, ketika mereka melakukan pelanggaran di dalam yurisdiksi Indonesia, kami, dalam hal ini angkatan laut, tidak akan ragu untuk bertindak tegas," tambahnya dalam sebuah pernyataan.
Beijing akhir bulan lalu mengajukan protes keras setelah TNI AL menyita kapal Cina di perairan dekat Kepulauan Natuna di Kepulauan Riau karena diduga melakukan penangkapan ikan ilegal.
Kedua negara terlibat sengketa terhadap sejumlah pulau di tepi barat daya Laut China Selatan.
Pada Maret, penjaga pantai China menabrak kapal China yang ditahan di dekat Natuna dan membantunya melarikan diri ketika TNI AL berupaya menarik kapal China untuk ditahan.
Jakarta menanggapi secara serius, mengajukan protes dan memanggil duta besar China di Indonesia.
China menegaskan otoritas atas hampir semua wilayah Laut China Selatan meskipun ditentang keras oleh sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara.
Tidak seperti negara tetangganya, Indonesia tidak terlibat sengketa kepemilikan terumbu atau pulau di kawasan yang disengketakan. Namun penolakan atas klaim Beijingkarena kepemilikan tumpang tindih dengan zona ekonomi eksklusif di sekitar Natuna.
Indonesia melancarkan tindakan keras dan menangkap kapal asing yang dituding mencuri ikan dan kemudian diledakkan dalam beberapa bulan terakhir, kapal ikan asing ditenggelamkan setelah krunya dievakuasi.
CHINA ACCUSED Indonesia Sunday of firing on its fishermen and injuring one of them, in the latest flare-up of tensions between the two nations in the South China Sea.
The foreign ministry in Beijing launched a strong protest over what it termed the Indonesian navy's harassment of Chinese fishermen.
It said several Indonesian naval ships opened fire on the boats in a disputed fishing ground on Friday.
One crew member was injured, it said without giving details, while another fishing boat and seven crew were detained.
"China strongly protests and condemns such excessive use of force," ministry spokeswoman Hua Chunying was quoted as saying in a statement carried by the official Xinhua news agency.
The agency said the incident took place in a "traditional Chinese fishing ground" where the two countries have overlapping maritime claims.
Indonesia's actions violated international laws, Hua was quoted as saying.
"China urges Indonesia to stop taking action that escalates tension, complicates issues or affects peace and stability," she said.
Indonesia's navy confirmed the incident in a statement, saying a Chinese-flagged vessel was detained, but that nobody was harmed.
The navy said it intercepted 12 foreign vessels illegally fishing which fled as the warships approached.
Navy vessels pursued and fired several warning shots, until eventually a Chinese-flagged ship was stopped and boarded, the statement said.
Navy spokesman Edi Sucipto said all seven crew aboard were unharmed.
"All the crew are safe. The six men and one woman are now in Ranai," he told AFP, referring to the navy base.
"Whatever the flag, when they commit violations inside Indonesia's jurisdiction, we, in this case the navy, will not hesitate to act decisively," he added in a statement.
Beijing late last month lodged a strong protest after the Indonesian navy seized a Chinese boat in waters near Indonesia's Natuna Islands for allegedly fishing illegally.
The two sides have clashed before over the islands on the southwestern edge of the South China Sea.
In March Chinese coastguards rammed a Chinese boat detained near the Natunas and helped it escape as the Indonesians towed the vessel to shore.
Jakarta responded furiously, lodging a protest and summoning China's top envoy in the country.
China asserts authority over almost all the South China Sea despite partial counter-claims from several Southeast Asian nations.
Unlike its neighbours, Indonesia does not dispute ownership of reefs or islets in the sea. But it objects to Beijing's claims because they overlap with its own exclusive economic zone around the Natunas.
Indonesia has launched a tough crackdown on illegal fishing in recent months, sinking foreign boats after removing the crews.
