Korban Jiwa di Asmat Akibat Campak dan Gizi Buruk Dikhawatirkan Meningkat

100 in Indonesia`s Papua Feared Dead from Malnutrition, Measles

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Korban Jiwa di Asmat Akibat Campak dan Gizi Buruk Dikhawatirkan Meningkat
Foto: AP/MailOnline

WABAH campak dikhawatirkan menjadi penyebab meninggalnya 100 orang akibat gizi buruk di Papua, kata seorang pejabat pada Minggu, menyoroti krisis kesehatan di provinsi paling timur di Indonesia tersebut.

Sekitar 69 balita meninggal dunia di wilayah Asmat yang berada di wilayah terpencil, kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi Nubic, sementara laporan di lapangan menunjukkan bahwa 27 orang meninggal di kabupaten yang terpencil di kawasan pegunungan bernama Oksibil.

"Kami menerima laporan dari penduduk desa bahwa wabah tersebut juga terjadi di distrik Oksibil dan staf kami telah mengkonfirmasi hal itu, namun kami masih perlu memeriksa berapa banyak orang yang telah meninggal," kata Aidi.

"Campak tidak berbahaya, ini penyakit ringan, tapi karena anak-anak itu kekurangan gizi, mereka tidak dapat mengatasi hal itu."

Pemerintah RI dan militer telah mengirim tim medis dan memasok obat, vaksin, peralatan medis dan makanan bergizi bagi warga desa di Asmat. Namun medan yang sulit berarti tim tidak akan sampai di Oksibil sampai Senin paling awal, kata Aidi.

Kedua daerah tersebut menderita kekurangan dokter dan fasilitas kesehatan yang parah serta infrastruktur dan jaringan komunikasi yang buruk, menunda berita tentang wabah tersebut.

Sekitar 129.000 orang tinggal di Asmat, sebuah daerah rawa yang rindang oleh sungai yang hanya bisa diakses dengan pesawat terbang dari ibu kota Papua di Jayapura maupun dengan helikopter dan naik kapal.

Distrik Oksibil memiliki populasi 4.000 orang. Untuk mencapai beberapa desa, orang harus berjalan sekitar satu hari.

"Kami telah mengirim bantuan, sekarang kami memastikan bahwa kapal tersebut benar-benar didistribusikan ke desa-desa terpencil dan tidak hanya disimpan di gudang," kata Menteri Sosial Idrus Marham.

Jakarta memproklamasikan Papua bagian barat untuk menjadi bagian dari Indonesia setelah referendum penentuan nasib sendiri pada 1969.

Ketika Presiden Joko Widodo mulai menjabat pada 2014, dia berjanji akan mempercepat pembangunan infrastruktur di Papua untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi seperti dikutip AFP yang dilansir MailOnline.

A MEASLES outbreak is feared to have killed about 100 malnourished people in Indonesia´s Papua, an official said Sunday, highlighting a health crisis in the country´s easternmost province.

A total of 69 toddlers have died in the remote Asmat region, said Papua military spokesman Muhammad Aidi, while reports on the ground suggest 27 people have died in an equally remote and mountainous district named Oksibil.

"We have received reports from villagers that the outbreak is also happening in Oksibil district and our staff have confirmed that, but we still need to check how many people have died," Aidi told AFP.

"Measles is not dangerous, it´s a mild disease. But because those children are malnourished, they can´t cope in that condition."

The government and military have sent medical teams and are supplying villagers with medicine, vaccines, medical equipment and nutritious food in Asmat. But the difficult terrain means the team will not arrive in Oksibil until Monday at the earliest, Aidi added.

Both areas suffer from a severe shortage of doctors and health facilities as well as poor infrastructure and communications networks, delaying news of the outbreak.

About 129,000 people live in Asmat, a swampy region cris-crossed by rivers that can only be accessed by a flight from Papua´s capital Jayapura followed by a helicopter and boat ride.

The district of Oksibil has a population of 4,000. To reach some of the villages, people must walk for about a day.

"We have sent aid, now we are making sure that it is actually distributed to those remote villages and not just stocked in a warehouse," said social affairs minister Idrus Marham.

Jakarta proclaimed western Papua to be part of Indonesia after a self-determination referendum in 1969 which some regarded it as a sham.

When President Joko Widodo took office in 2014 he vowed to speed up the development in infrastructure in Papua to speed up economic growth.