Pencinta Hewan Internasional Kecam Perlakuan Kejam pada Lumba-lumba di Indonesia

Sad Life of Dolphins Captured for Indonesia`s Traveling Circuses

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Pencinta Hewan Internasional Kecam Perlakuan Kejam pada Lumba-lumba di Indonesia
Pencinta hewan internasional mengecam perlakuan kejam pada hewan liar lumba-lumba untuk pertunjukan sirkus keliling di Jawa maupun taman wisata terkemuka seperti Ancol dan Taman Safari Indonesia (Foto2: MailOnline)

FOTO-FOTO dari atraksi lumba-lumba menjadi pemberitaan di media asing setelah dituding menjadi eksploitasi pengelola sirkus keliling, yang disebut sebagai perlakuan tidak layak kepada hewan laut tersebut.

Lebih dari 72 lumba-lumba ditangkap dari laut dan disimpan di penangkaran sebagai bagian dari atraksi lumba-lumba yang biasa dipertontonkan di seluruh Indonesia, menurut The Black Fish.

Di bagian barat Jakarta, penonton dapat melihat atraksi lumba-lumba dengan membayar tiket yang tergolong murah dan menonton lumba-lumba diperintah bermain bola, melompati rotan bundar dan lompat ke permukaan air seraya berputar.

Pada atraksi yang berlangsung baru-baru ini, penonton berfoto di atas panggung dengan lumba-lumba, yang dilatih untuk 'berpose' bersama penonton.

Setelah pertunjukan selesai, lumba-lumba keluar dari kolam plastik dan dimasukkan ke dalam tangki plastik di bagian belakang truk dan dibawa ke kota berikutnya.

Lumba-lumba kerap dipaksa sepanjang jalan yang rusak ke pertunjukan berikutnya di tempat lain, dimasukkan pada tangki kecil dan diam di situ hingga 30 jam.

Sebagian besar lumba-lumba mati lebih awal sebagai akibat dari kondisi tangki plastik dan perlu diganti dengan yang air laut yang lebih layak, menurut Jakarta Animal Aid Network.
Kegiatan pertunjukan sirkus keliling juga kerap bertujuan mempertontonkan spesies yang dilindungi seperti orangutan, beruang madu, berang-berang dan kakaktua jambul kuning.

Organisasi perlindungan hak-hak binatang seperti Jakarta Animal Aid Network dan Ric O-Barry Dolphin Project telah lama mengecam kegiatan sirkus ini, dengan menyerukan rehabilitasi dan pelepasan hewan liar.

Ric O-Barry Dolphin Project mengatakan: 'Pengangkutan sangat menegangkan bagi hewan-hewan yang mengakibatkan banyak lumba-lumba mati karena stres dan minimnya perawatan.'

Ada tiga taman wisata terkemuka yang kerap dipertontonkan wisata seperti Wersut Seguni Indonesia, Taman Safari Indonesia, dan Ancol yang terus beroperasi di seluruh Jawa seperti dilansir MailOnline Australia.

PICTURES from one of Indonesia's popular travelling dolphin circus have revealed the cruel conditions the sea creatures are being being kept in.

More than wild 72 dolphins have been caught from the ocean and kept in captivity as part of travelling circuses that perform across Indonesia, according to The Black Fish.

In Semarang, west of Jakarta, crowds pay very little to watch a man command dolphins to do tricks with balls, jump through hoops and perform flips.

At one recent show, audience members took pictures on stage with the dolphins, who are trained to 'pose' for the camera.

When a show is complete, the animals are taken from the plastic pools and put inside plastic tanks on the back of trucks and taken to the next town.

The dolphins are often driven along bumpy roads to their next show, confined to tiny tanks for torturous journeys that can last up to to 30 hours.

Most of the dolphins die early as a result of their poor living conditions and need to be replaced with more from the wild, according to the Jakarta Animal Aid network.

These travelling shows are also known to exhibit animals that are protected species such as orangutans, sun bears, small clawed otters and yellow-crested cockatoos.

Animal rights organisations such as the Jakarta Animal Aid Network and Ric O-Barry's Dolphin Project have long condemned these operations, calling for the rehabilitation and release of the animals.

Ric O-Barry's Dolphin Project said: 'The transportation is so stressful for the animals that many of the dolphins die due to this stress and lack of proper care.'

There are three circuses (Wersut Seguni Indonesia, Taman Safari Indonesia, and Ancol) that continue to operate across the main island of Java.