Jakarta (B2B) - Pemerintah RI mengumumkan realisasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) per 31 Agustus 2018 mencapai Rp87,58 triliun atau 70,88% dari target Rp123,56 triliun sementara rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) hanya 0,05%.

Kementerian Koperasi dan UKM melansir penyaluran KUR masih didominasi sektor perdagangan sekitar 57,2%; sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan 21,6%; sektor jasa 13%; industri pengolahan 6,7%; dan sektor perikanan hanya 1,5%.

Deputi Bidang Pembiayaan Yuana Setyowati mengatakan penyaluran KUR untuk usaha produktif memang belum mencapai 50%, masih sekitar 30an persen, dan sudah diingatkan agar bank penyalur mengejar target sektor produktif hingga Desember 2018 harus capai 50% untuk mendorong peningkatan produk domestik bruto (PDB), karena dahulu lebih banyak disalurkan ke sektor ritel.

"Masih ada pe-er besar pemerintah untuk mengejar realisasi KUR untuk sektor produktif, ditargetkan 50 persen dari total pagu KUR," kata Yuana kepada pers di Jakarta, Jumat (28/9).

Berdasarkan unit usahanya, KUR tersalur ke sektor usaha mikro Rp55,51 triliun dengan jumlah debitur 3,09 juta, sektor usaha kecil Rp31,71 triliun kepada 204.120 debitur, dan tenaga kerja Indonesia (TKI) sebesar Rp350,95 miliar kepada 21.492 debitur.

Sementara lembaga penyalur KUR terbesar adalah Bank BRI Tbk atau hampir 80%, mengingat positioning dan cabangnya tersebar hingga ke pelosok di seluruh Indonesia.

Untuk mengejar target penyaluran KUR agar lebih optimal, Kemenkop UKM merekrut 314 tenaga pendamping nonPNs yang dibiayai APBN, dan telah mendampingi 7.760 UMK dengan realisasi KUR Rp79,3 miliar hingga Agustus 2018, dari total pengajuan yang mencapai Rp122 miliar.