Gagal Ginjal Anak, Menkes Temukan Senyawa Kimia Berbahaya

Minister of Health Finds Dangerous Chemical Compounds in Children´s Kidney Failure

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Novita Cahyadi


Gagal Ginjal Anak, Menkes Temukan Senyawa Kimia Berbahaya
WABAH PENYAKIT: Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin saat memberikan keterangan pers beberapa waktu lalu. (Foto: Setkab RI)

Jakarta [B2B] - Menteri Kesehatan  RI Budi Gunadi Sadikin mengungkap awal mula kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal atau gagal ginjal akut ditemukan di Indonesia pada Agustus lalu.

“Ketika ada kenaikan kita mulai melakukan penelitian ini penyebab apa,” kata Budi kepada wartawan, Jumat [21/10].

Semula Kemenkes mengira kasus yang menyerang mayoritas usia anak di bawah lima tahun itu disebabkan oleh infeksi organisme kecil atau patogen.

“Yang membuat kita agak terbuka adalah karena ada kasus di Gambia, 5 Oktober WHO keluarkan rilis ada kasus, dan ini disebabkan oleh senyawa kimia,” ucap Budi, dikutip dari laman Indonesiaparlemen.

Budi menjelaskan senyawa EG dan DEG yang masuk ke tubuh berubah menjadi asam oksalat yakni zat yang berbahaya bagi tubuh.

“Kalau masuk ke ginjal bisa jadi kalsium oksalat. Kristal kecil yang tajam-tajam di ginjal balita sehingga rusak ginjalnya,” jelas Budi.

Sebagai informasi, total kumulatif kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia mencapai 241 orang per Selasa [18/10]. Dari ratusan kasus itu, 133 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

Jakarta [B2B] - Indonesian Minister of Health Budi Gunadi Sadikin revealed that the first cases of atypical progressive acute kidney disorder or acute kidney failure were found in Indonesia last August.

"When there is an increase, we start doing research on what causes this," Budi told reporters, Friday [21/10].

At first, the Ministry of Health thought that the cases affecting the majority of children under the age of five were caused by infection with small organisms or pathogens.

"What makes us somewhat open is that because there was a case in Gambia, on October 5, WHO released a case report, and this was caused by chemical compounds," said Budi.