Setnov Diminta Patuhi Hukum, Meski Harus Jalani Perawatan Medis

Elusive Indonesia Politician Hospitalised as Graft Charges Loom

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Setnov Diminta Patuhi Hukum, Meski Harus Jalani Perawatan Medis
Setya Novanto terbaring saat dipindahkan ke RSCM Kencana di Jakarta Pusat (Foto: AFP/MailOnline)

KETUA DPR RI, yang terlibat dalam kasus megakorupsi yang merugikan negara Rp2,3 triliun, harus dirawat di rumah sakit pada Jumat setelah sebuah peristiwa aneh dimana dia mengklaim luka parah dalam sebuah kecelakaan mobil tak lama setelah upaya tangkap paksa KPK di rumah mewahnya gagal dilaksanakan.

Kantor berita asing AFP menyebut kasus Setya Novanto mendominasi headline berita di media massa selama pekan ini, dengan memperlihatkan wajah Setya Novanto yang diklaim cedera ditutupi kain terbaring di rumah sakit dan masker oksigen menutupi wajahnya.

Banyak yang mengecam aksi Setnov, yang dituding berupaya menghindari penangkapan dan pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang ingin memeriksanya dalam kasus skandal megakorupsi terburuk di Indonesia.

"Tindakan seperti ini akan membuat banyak orang semakin bertanya-tanya bagaimana mungkin seorang pemimpin memilih melakukan tindakan yang tidak pantas," kata Jusuf Kalla, wakil presiden dan anggota Golkar, partai politik terbesar kedua di Indonesia, yang dipimpin oleh Setnov.

"Pemimpin harus mematuhi hukum dan dipercaya oleh orang-orang. Jika kabur diri seperti ini, bagaimana rakyat bisa percaya?"

Pada Rabu malam, penyidik dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggerebek rumah mewah Setnov di Jakarta Selatan, yang disebut media asing memperlihatkan kesenjangan ekonomi yang begitu ekstrim di Indonesia.

Namun Setnov menghilang, memicu upaya pencarian dari pihak KPK didukung Polri di tengah kekhawatiran bahwa dia telah meninggalkan Indonesia.

Politisi berusia 62 tahun itu dimasukkan dalam daftar orang paling dicari di Indonesia sebelum dia muncul kembali di rumah sakit pada Kamis menyusul apa yang dia klaim sebagai sebuah kecelakaan mobil, meskipun dia tidak menunjukkan tanda-tanda cedera serius.

Pihak berwenang ingin menanyainya atas tuduhan bahwa dia dan politisi lainnya menggelapkan triliunan rupiah uang rakyat  yang terkait dengan sebuah proyek besar yang dibiayai anggaran negara untuk pembuatan KTP elektronik (e-KTP) untuk 255 juta penduduk Indonesia.

Dugaan korupsi tersebut awal tahun ini menyebabkan guncangan luas bahkan semakin menguatkan tudingan Indonesia termasuk salah satu negara paling korup di dunia.

Pengacara Novanto bersikeras pada Jumat bahwa kliennya tidak berusaha untuk menghindari pemeriksaan, dengan mengatakan bahwa dia "sangat, sangat lemah" dan takut dia diperlakukan tidak adil oleh KPK.

"Dia tidak ingin dizolimi," kata pengacara Fredrich Yunadi kepada AFP. "Dia berhak diperlakukan sesuai hukum."

Setnov telah menghadapi tuduhan korupsi sebelumnya, termasuk kasus di mana dia tercatat berusaha memeras uang dari Freeport-McMoRan dengan imbalan perluasan hak penambang yang berbasis di AS untuk tetap beroperasi di Indonesia. Dia pun lolos dan tidak pernah diadili seperti dilansir MailOnline.

Dua tahun yang lalu, Setnov hadir dalam sebuah konferensi pers di pencakar langit Manhattan, saat Donald Trump mengikuti kampanye presiden, Trump yang kini menjadi presiden AS menyebut Setnov sebagai "orang kuat" yang akan melakukan "hal-hal besar untuk Amerika Serikat".

THE SPEAKER of Indonesia's parliament, implicated in a $170 million corruption case, was in hospital Friday after a bizarre drama in which he claimed to have been injured in a car crash shortly after a failed raid on his palatial estate.

The story has dominated headlines and news broadcasts this week in the graft-riddled southeast Asian nation, where images showed a grim-faced Setya Novanto laying in a Jakarta hospital bed with medical tubes in his nose.

Critics lashed out at Novanto, accusing him of trying to dodge anti-corruption officials who want to question him in one of Indonesia's worst graft scandals.

"These kinds of actions will make people question everything -- how can a leader have such little dignity?" said Jusuf Kalla, the country's vice president and a member of Golkar, Indonesia's second-biggest political party, which is headed by Novanto.

"Leaders have to obey the law and be trusted by people. If they run away like this, how can they be trusted?"

On Wednesday night, officials from the Corruption Eradication Commission (KPK) raided Novanto's multi-million-dollar estate in a ritzy part of the capital, known for its extreme gap between rich and poor.

But Novanto was nowhere to be found, sparking a frantic city-wide search amid fears he had left the country.

The 62-year-old politician was put on Indonesia's most-wanted list before he reappeared in hospital Thursday following what he claimed was a car crash, though he showed no sign of serious injuries.

Authorities want to question him over allegations he and other politicians siphoned millions of dollars in public funds linked to a state project that issued new ID cards to Indonesia's 255 million residents.

The allegations earlier this year caused widespread shock even by the standards of one of the world's most corrupt countries.

Novanto's lawyer insisted Friday his client was not trying to dodge questions, saying he was "very, very weak" and feared he would be treated unfairly by the powerful anti-corruption body.

"He doesn't want to be persecuted," Fredrich Yunadi told AFP. "He has a right to be treated according to the law."

Novanto has faced corruption allegations before, including a case in which he was recorded trying to extort money from the local unit of Freeport-McMoRan in exchange for extending the US-based miner's right to operate in the country. He has never been prosecuted.

Two years ago, Novanto appeared at a news conference at Donald Trump's eponymous Manhattan skyscraper, where the now US president described him as an "amazing man" who would do "great things for the United States".