Budidaya Jamur Solusi Jangka Pendek Revitalisasi Pengungsi Sinabung
Mushroom Cultivation as a Short-term Solution for the revitalization of Sinabung Refugees
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupaya melakukan pemberdayaan ekonomi terhadap pengungsi Sinabung, dengan mengembangkan potensi ekonomi di kawasan relokasi Siosar, sekitar 17 km dari Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Upaya tersebut dilakukan dengan merangkul Bank Indonesia melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Provinsi Sumatera Utara.
Tim khusus revitalisasi pengungsi Sinabung yang diutus Deputi Pengkajian Kemenkop dan UKM telah mengadakan pertemuan dengan KPBI Sumatera Utara di Medan, Rabu pekan lalu untuk memaparkan peluang dan kendala di relokasi Siosar.
Peneliti Utama Kemenkop dan UKM, Teuku Syarif mengatakan pengungsi Sinabung mencapai 4.432 kepala keluarga (KK) meliputi 15.428 jiwa yang mengandalkan bantuan ekonomi yang dinamai jatah hidup atau jadup sebesar Rp1,5 juta per KK atau Rp50 ribu sehari.
"Pemerintah RI menyediakan lahan seluas 416 hektar di hutan lindung Siosar dengan target awal menyediakan 370 unit rumah dan saat ini tersedia 50 unit rumah siap huni. Namun ada kendala pada lahan hutan belum dapat dipakai untuk bertani karena masih hutan dan harus dibersihkan dulu. Perlu waktu dan biaya, mereka mungkin punya waktu tapi biaya tidak," kata Teuku Syarif yang mendampingi asisten deputi Karimuddin Daud dan Asep Kamarudin dalam pertemuan dengan Deputi Direktur KPBI Medan, Budi Trisnanto.
Sebelumnya, Deputi Bidang Pengkajian Kemenkop dan UKM, Meliadi Sembiring mengingatkan relokasi pengungsi bertujuan mengembalikan kehidupan normal bagi pengungsi Sinabung di daerah bencana ke daerah aman. Kemudian relokasi perekonomian para pengungsi melalui koperasi untuk mempercepat pemulihan kesejahteraan para pengungsi.
"Pemerintah Kabupaten Karo dan seluruh instansi terkaitnya menyatakan siap mendukung. Dalam waktu satu bulan salah satu koperasi yang rusak akan diaktifkan dan dipindahkan ke Siosar. Koperasi akan jadi wadah pendukung kegiatan usaha para pengungsi," kata Meliadi di Jakarta, belum lama ini.
Teuku Syarif menambahkan, berdasarkan hasil kajian dan identifikasi masalah di Siosar disimpulkan bahwa sebagian besar pengungsi adalah petani. Rencana jangka pendek, mengembangkan usaha tani lahan sempit untuk pekarangan melalui budidaya jamur dan menderes pinus. Jangka menengah, penebangan tanaman pinus dan pembersihan lahan dilanjutkan penanaman jenis tanaman berlahan sedang seperti asparagus dan tanaman hias serta industri rumah tangga. Mengembangkan tanaman kopi dan jeruk adalah program jangka panjang.
"Saat ini harus dipikirkan langkah utama mencegah mereka tidak menjadi pengemis, Bank Indonesia diharapkan mendukung upaya revitalisasi pengungsi Sinabung karena jatah hidup Rp1,5 juta sebulan tidaklah cukup untuk membiayai hidup per kepala keluarga selama sebulan," kata Teuku Syarif yang didampingi pula oleh Kepala Bidang Penyelenggaraan Asdep Urusan Penelitian UKM, Rudy Witjaksono.
Medan, Indonesia (B2B) - Indonesian Cooperative and SMEs Ministry seeks to economic empowerment of Sinabung refugees to develop the economic potential of Siosar relocation, around 17 km of Kabanjahe, capital of Karo District of North Sumatra province. Effort is conducted to embrace the Bank Indonesia, through a representative office in Medan, capital of North Sumatra province.
Special teams for the revitalization of Sinabung refugees who were sent by Deputy Assessment in the ministry had a meeting with a representative office of Bank Indonesia in Medan, last Wednesday, for elaborate the opportunities and constraints in Siosar relocation.
Senior Researcher in the ministry, Teuku Syarif said Sinabung refugees reached 4,432 households or 15,428 persons, who currently rely on economic aid 1.5 million rupiah per household or 50,000 rupiah a day per family.
"The Indonesian government to provide 416 acres of land in the protected forests Siosar, with an initial target of 370 units of housing for refugees, and currently houses 50 units ready for occupancy, but there is no agricultural land for the refugees," Mr Syarif said who accompanied by assistant deputy Karimuddin Daud, and Asep Kamarudin in a meeting with the Deputy Director of Bank Indonesia Medan office, Budi Trisnanto.
Earlier, Deputy Assessment Cooperatives and SMEs, Meliadi Sembiring warned that the relocation aimed at restoring normal life for refugees Sinabung in the affected areas to safer areas. Then the economic empowerment of refugees through the cooperative to support the recovery of their welfare.
"Karo regency government and all relevant agencies expressed readiness to support. In one month, one of which damaged the cooperative will be activated and moved to Siosar. Cooperative will be supporting economic activity for the refugees," Mr Sembiring said in the Jakarta, recently.
Mr Syarif added most of the refugees are farmers. Short-term plan, develop mushroom cultivation, and tapping pine. A medium-term harvesting pine crops, and land clearing continued planting asparagus, ornamental plants, and household industries. Developing coffee and citrus plants as a long-term program.
"Currently should be considered a major step to prevent them becoming beggars, Bank Indonesia is expected to support the revitalization of refugees because economic aid around 1.5 million rupiah a month is not enough for living expenses per household for a month," he said and also accompanied by the Head of Division Research Affairs for Deputy Assistant, Rudy Witjaksono.
