205 Bank Sampah di Makassar Kantongi IUMK dari Camat dan Kartu BRI
Legality of Small Micro in South Sulawesi`s Makassar Supported by Local Government Policy
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Makassar, Sulawesi Selatan (B2B) - Kementerian Koperasi dan UKM melansir ada 205 bank sampah yang telah mengantongi izin usaha mikro kecil (IUMK) dari camat, dan mendapatkan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) dari Rp5 juta hingga Rp25 juta dari bank BUMN, selain mengantongi IUMK maka pengusaha sampah juga disyaratkan memiliki bank sampah sebagai syarat untuk mendapat dana KUR.
Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha di Kemenkop UKM Yuana Sutyowati Barnas mengatakan Makassar menjadi satu-satunya kota di Indonesia dengan regulasi yang mengatur harga sampah dengan pemisahan empat jenis sampah yakni sampah plastik, kertas, logam, dan botol (kaca).
"Hingga saat ini, tercatat ada 205 bank sampah yang telah mengantongi IUMK dari camat, yang memungkinkan pemiliknya untuk melakukan usaha jual beli sampah," kata Yuana di sela peringatan Hari Peduli Sampah Nasional bertajuk ´Revolusi Mental Menuju Indonesia Bersih Sampah 2020´, di Makassar pada Sabtu, (5/3).
Menurutnya, manfaat bank sampah dapat dirasakan langsung oleh dengan berbagai program yang menyertainya seperti sampah tukar beras, sampah tukar voucher listrik, sampah tukar air galon di kepulauan, dan sampah tukar gas 3 kg.
Deputi Yuana berada di Makassar mendampingi Menteri Koperasi dan UKM, AAGN Puspayoga yang meneken kesepakatan bersama dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya terkait peluncuran integrasi bank sampah dengan kampung digital lingkungan hidup. Dilanjutkan dengan penyerahan KUR kepada para UKM digital lingkungan hidup, yang disaksikan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Dia menambahkan, program social technopreneur sangat penting direalisasikan yang bertujuan menyelesaikan masalah sosial dengan cara pengembangan usaha berbasis teknologi. Misalnya, dengan mendorong pengelolaan bank sampah hingga menghasilkan produk daur ulang yang memiliki nilai ekonomis.
"Kita sudah lihat hasilnya (produk daur ulang) bagus-bagus. Ini harus terus didorong agar semua daerah bisa menghasilkan hasil daur ulang sampah semacam ini," kata Yuana.
Dengan demikian, dia berharap pelaku usaha tidak hanya mengutamakan keuntungan semata, namun juga didorong bisa menyelesaikan masalah sosial seperti pengelolaan sampah.
Makassar, Indonesia (B2B) - Indonesian Cooperatives and SMEs Ministry confirms 205 garbage bank in Makassar, capital of South Sulawesi province are legalized as a small micro businesses from the local subdistrict heads, and qualify to file People´s Business Credit (KUR) a minimum of 5 million rupiah and maximum 25 million from a state bank.
The Deputy Restructuring of Business in the ministry, Yuana Sutyowati Barnas said Makassar is the first city in Indonesia to implement different price garbage for plastic, paper, metal, and bottles (glass).
"Until now, there are 205 garbage bank that got IUMK of the subdistrict head, which allows owners of licensed small micro businesses for trading of garbage," she said after on launching of ´the Garbage Cleaning Day Ahead the 2020 Indonesia Clean here on Saturday.
According to her, benefits of garbage bank for the community through barter trade like rice exchanged garbage, garbage fees in exchange for electricity, garbage exchanged mineral water in the islands, and garbage gas exchanged three kg.
Mrs Barnas in Makassar with the Minister of Cooperatives and SMEs, AAGN Puspayoga which signed an agreement with the Minister of Environment and Forests Siti Nurbaya related to the launch of garbage bank integration with digital village environment.
She said technopreneurs program should be realized to solve social problems with the development of technology-based business. For example, by encouraging the garbage bank management to produce recycled products that have economic value.
"We are already seeing the results (product recycling) that good. It should be encouraged so that all regions can produce quality waste recycling," Mrs Barnas said.
She hopes entrepreneurs not only prioritizes profit alone, but also encouraged to solve social problems such as waste management.
