Tampung Air Hujan untuk Adaptasi Perubahan Iklim, kata BMKG

Indonesian Forecaster Suggest Rainwater Harvesting for Adaptation to Climate Change

Reporter : Roni Said
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Tampung Air Hujan untuk Adaptasi Perubahan Iklim, kata BMKG
Ilustrasi: bluegranola.com

Jakarta (B2B) - Masyarakat Indonesia disarankan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk menampung air hujan sehingga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan nonkonsumsi seperti menyiram bunga, mencuci mobil, membersihkan kloset dan lain-lain, sementara air bersih dapat dimanfaatkan untuk minum, mandi,  dan mencuci pakaian.

"Menampung dan memanfaatkan air hujan dikenal sebagai rain water harvesting atau panen air hujan, teknik ini dapat digunakan masyarakat di perkotaan maupun pedesaan," kata Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Dodo Gunawan pada sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (17/12).

Menurutnya, kiat memanfaatkan air hujan merupakan salah satu bentuk adaptasi terhadap perubahan iklim, dan air hujan yang ditampung tersebut dapat memperpanjang masa tanam tumbuh-tumbuhan masyarakat di perkotaan dan pedesaan ketika musim kemarau.

"Warga desa dapat menampung air hujan dalam bentuk embung atau danau kecil, sementara di kota bisa dengan membuat tangki-tangki penampungan sehingga tidak perlu menggunakan air bersih untuk kegiatan-kegiatan nonkonsumsi," kata Dodo Gunawan.

Dia mengingatkan bahwa perubahan iklim karena pemanasan global mengakibatkan kurangnya ketersediaan air, sehingga perlu tindakan adaptasi dengan 'berteman' dan hidup di dalamnya.

Selain penampungan air hujan, kiat lain adalah membuat sumur resapan sebagai alternatif yang tepat untuk beradaptasi di tengah perubahan iklim akibat pemanasan global, selain bisa menampung air hujan juga mengurangi risiko banjir karena menghambat 'run-off' air hujan.

"Karena itu penting untuk mensosialisasikannya kepada masyarakat terutama yang bermukim di dekat sumber mata air," kata Dodo.

Jakarta (B2B) - Indonesian people suggested by the Meteorology, Climatology and Geophysics called the BMKG to collect rain water so it can be used for the needs of non-consumption such as watering flowers, washing cars, cleaning toilets and others, while the clean water can be used for drinking, bathing, and washing clothes.

"Rainwater harvesting is a technique that can be used to conserve water by urban and rural residents," said Head of Climate Change and Air Quality of the BMKG, Dodo Gunawan at a discussion in Jakarta on Thursday (12/17).

According to him, rainwater harvesting as an adaptation to climate change, and rainwater is beneficial for the plants in the dry season.

"Villagers can rainwater harvesting in a small lake, while citizens can make storage tanks, so no need use the clean water for non-consumption activities," he said.

He warned that climate change due to global warming resulting in reduced water supply, so it must adapt to 'friends' and live in it.

Other tips are to make absorption wells as an alternative to adapting to climate change caused by global warming, in addition to rainwater harvesting also reduces the risk of flooding because it inhibits 'run-off' of rainwater.

"It is therefore important to disseminate to the public, especially those living close to the springs," Mr Gunawan said.