Pemerintah Dukung Koperasi Kembangkan Tepung Mocaf Pengganti Terigu

Indonesian Govt Support Cooperatives Develop Mocaf Flour as a Substitute of Wheat Flour

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Pemerintah Dukung Koperasi Kembangkan Tepung Mocaf Pengganti Terigu
Deputi Bidang Produksi di Kementerian Koperasi dan UKM, I Wayan Dipta (kiri) Foto: B2B/Mya

Jakarta (B2B) - Tingginya ketergantungan pangan dari impor tepung terigu dapat menjadi krusial di masa depan, karena telah menjadi sumber karbohidrat kedua setelah beras padahal gandum sebagai bahan baku tepung terigu harus diimpor, tidak seperti beras yang dapat ditanam dan diproduksi di dalam negeri.

"Ketergantungan terhadap impor terigu harus segera dicarikan solusi, salah satunya dengan memanfaatkan potensi tanaman umbi-umbian yang diolah menjadi tepung mocaf yang terbuat dari singkong dengan kandungan gizi tinggi," kata Deputi Bidang Produksi di Kementerian Koperasi dan UKM, I Wayan Dipta kepada pers di Jakarta, belum lama ini.

Menurutnya, Kemenkop dan UKM sejak 2013 telah mengalokasikan bantuan dana sebesar Rp1,7 miliar kepada tujuh koperasi yang bergerak di bidang pengolahan mocaf diikuti kegiatan temu konsultasi, temu usaha, dan bimbingan teknis kepada ketujuh koperasi tersebut.

Mocaf merupakan produk tepung dari singkong yang diproses melalui fermentasi dengan mikroba dari asam laktat, dengan fermentasi tadi tepung yang dihasilkan akan sama putihnya dengan tepung terigu dan tidak lagi membawa aroma dan rasa singkong dengan limbah yang terbatas.

"Dengan kelebihan ini maka tepung mocaf dapat menjadi substitusi tepung terigu yang selama ini bahan bakunya masih diimpor," kata I Wayan Dipta.

Dia menambahkan, tepung mocaf dapat digunakan untuk membuat aneka kue kering, bihun, roti, dan campuran produk lain berbahan baku terigu diganti dengan tepung mocaf.

"Dalam hal nilai tambah dari singkong, mocaf tergolong paling tinggi dibanding produk turunan singkong lainnya. Singkong menjadi gaplek nilai tambahnya sekitar 133 persen, menjadi tepung tapioka 187 persen, dan nilai tambah mocaf mencapai 233 persen," kata I Wayan Dipta.

Jakarta (B2B) - Indonesia's dependence on imports of wheat flour will be a crucial issue in the future, as a source of carbohydrates second after rice, but the grain as a raw material of wheat flour to be imported, unlike the rice can be grown in Indonesia.

"There must be a solution to reduce Indonesia's dependence on imports of wheat flour, one of them by exploiting the potential of cassava to be processed into mocaf flour with high nutritious," the Deputy of Production in Indonesian Cooperatives and SMEs Ministry, I Wayan Dipta told the press here, recently.

According to him, the government since 2013 has allocated a grant of 1.7 billions rupiah to seven cooperatives develop mocaf flour and supported consultation activities, business meetings, and technical guidance.

Mocaf flour is a product flour from cassava is processed through microbial fermentation of lactic acid, and the result is similar to wheat flour without the aroma and taste of cassava with limited waste.

"With these advantages, mocaf flour can be product substitutions wheat flour, whose raw materials are still imported," Mr Dipta said.

He added, mocaf flour can be used to make a variety of pastries, noodles, bread and other products made from a mixture of wheat flour is replaced with mocaf flour.

"In terms of value added of cassava, mocaf flour ranks highest compared to products derived cassava others. The value dded of cassava into dried cassava about 133 percent, tapioca starch about 187 percent, and the value added of the mocaf flour about 233 percent," Mr Dipta said.