Rudi Rubiandini Mengaku Diperas Partai Demokrat? "Itu Palsu", Kilah KPK
Rudi Claim Blackmailed by Democrat Party? "That is False," KPK Deception
Reporter : Rusdi Kamal
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Beredar surat permintaan maaf di Blackberry Messenger yang diduga ditulis Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) non-aktif Rudi Rubiandini.
Pengakuan Rudi beredar melalui pesan berantai, Minggu (18/7) yang menyatakan terpaksa menerima suap dari petinggi PT Kernel Oil Private Limited, Simon Gunawan Tanjaya, karena adanya permintaan dana yang cukup besar kepadanya dari pengurus partai berkuasa yang akan melakukan konvensi, alias Partai Demokrat.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun segera membuat klarifikasi dengan menyatakan surat terbuka yang konon ditulis oleh Rudi Rubiandini merupakan informasi palsu alias hoax. KPK bersikeras menyatakan surat tersebut bukan ditulis oleh Rudi yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di rumah tahanan KPK atas tuduhan menerima suap.
"Saya kira itu tidak benar ya. Selama diproses, surat yang dikabarkan atau dirumorkan dari tersangka RR (Rudi Rubiandini) itu tidak benar," kata Juru Bicara KPK Johan Budi, kepada pers saat sosialisasi Radio Streaming "KanalKPK" di Jakarta, Minggu (18/8).
Pendapat senada dikemukakan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto yang mengaku belum mengetahui informasi mengenai surat tersebut.
"Sepanjang pengetahuan saya tidak ada Rudi membuat pernyataan itu. Kita belum dapat keterangan dari Rudi seperti itu. Surat keterangannya seperti apa kita belum mengerti," kata Bambang di tempat yang sama.
Surat terbuka Rudi Rubiandini begini bunyinya:
"Kepada seluruh rakyat Indonesia saya memohon maaf atas apa yang telah saya lakukan sehingga saya tertangkap oleh KPK dan kepada rekan-rekan kerja di SKK MIGAS saya juga memohon maaf atas apa yang terjadi kepada diri saya dan saya berharap apa yang terjadi pada diri saya ini menjadi pelajaran berharga bagi rekan-rekan di SKK MIGAS khususnya dan di Industri Migas pada umumnya karena kalau saya boleh mengatakan apa adanya apa yang telah saya lakukan bukanlah semata atas kehendak saya pribadi namun saya lebih kepada situasi yang membuat saya terjepit karena adanya permintaan dana yang cukup besar kepada saya dari pengurus partai berkuasa yang akan melakukan konvesi, permintaan dana tersebut mereka lakukan hampir setiap saat kepada saya dan seringkali tidak mengenal waktu, sementara disatu sisi saya pribadi juga tidak mempunyai dana seperti yang mereka minta," "apalagi saat ini saya juga sedang memikirkan ibu saya yang sedang sakit disalah satu rumah sakit di Bandung dan juga saya masih punya kewajiban pelunasan pembayaran rumah di jalan Brawijaya yang belum saya lunasi sepenuhnya, dan dalam situasi seperti itulah saya tidak dapat menolak uang yang disodorkan kehadapan saya dengan harapan saya dapat mengurangi tekanan permintaan dana dari pengurus partai berkuasa yang sejujurnya sudah sangat mengganggu pikiran dan konsentrasi saya dalam bekerja untuk memperbaiki Industri Perminyakan di tanah air, demikian permohonan maaf ini saya ucapkan dengan rasa penyesalan yang mendalam, sekali lagi saya memohon maaf kepada semua pihak yang telah saya kecewakan."
Jakarta (B2B) - Widely circulated a letter of apology in Blackberry Messenger, allegedly written by the Head of Special Task Force for Upstream Oil and Gas Business (SKK Migas) non-active Rudi Rubiandini.
Rudi confession circulating via chain messages, Sunday (18/7) were claim was forced to accept a bribe from the boss PT Kernel Oil Private Limited, Simon Gunawan Tanjaya, because of demand for funds to him from ruling party officials who will conduct conventions, such political party is the Democratic Party.
Corruption Eradication Commission (KPK) as soon clarify by stating an open letter, supposedly written by Rudi Rubiandini is false information. KPK insisted that the letter was not written by Rudi who has now been named as a suspect and detained in KPK for allegedly take bribes.
"I guess that´s not true. During process, the letter of the suspects reportedly RR (Rudi Rubiandini) is not true," KPK spokesman Johan Budi told reporters as socialization Radio Streaming "KanalKPK" in Jakarta, Sunday (18/8).
Similar opinions expressed KPK deputy chairman Bambang Widjojanto who claimed not to know information about the letter.
"To my knowledge there is no Rudi made ��that statement. We have not received such information from Rudi. Letters testimony as to what, we have not understand," said Bambang in the same place.
Rudi Rubiandini open letter reads like this:
"To all the people of Indonesia, I apologize for what I have done so I was was caught by the KPK and to colleagues working in the Oil and Gas SKK I was also apologize for what happened to me and I was hope what happened to me this be a lesson for colleagues in SKK Oil and Gas and especially in the Oil and Gas Industry in general because honestly what I´ve done I was will not personally but rather the situation that made I was stuck because of demand sizable donations to me from ruling party officials who will conduct conventions, they request these funds they do almost all the time to me and often do not know the time, while my do not have money as they ask for, especially at this time my was thinking about my mother who was ill in a hospital in Bandung and I was still have debts to pay off mortgage in Jalan Brawijaya because still repay, and in a situation like that I was can not refuse the proffered money, in hopes of reducing the pressure of ruling party officials who honestly have been very disturbing thoughts and I was concentration in working to improve the oil industry in the country, so this I was apology say with deep regret, once again I was apologize to all those who disappoint I was."
