Fitra: Anggota DPR Harapkan Dana Pensiun Bagai Tuan Besar yang Serakah
Fitra: Member of Parliament Pension Fund Gets, Like Old Master Greedy
Reporter : Rizki Saleh
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
Jakarta (B2B) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) seharusnya menyadari peran mereka sebagai pelayan rakyat, bukan membebani rakyat. Namun saat ini, anggota DPR mempertontonkan kelemahan mereka dengan menerima dana pensiun sebagai anggota DPR dan bukan sebagai sosok yang berintelektual.
Koordinator Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Uchok Sky Khadafi mengatakan, seharusnya anggota DPR sebagai politisi yang dihormati rakyat, mereka tidak mengharapkan dana pensiun.
"Mantan anggota DPR yang rutin mengambil dana pensiun, tak ubahnya seperti pekerja yang lebih mengandalkan otot dan mengutamakan keserakahan. Bukan sebagai orang yang memiliki intelektual tinggi," kata Uchok melalui pernyataan tertulisnya, Jumat (22/2).
Dia pun membandingkan anggota DPR dengan pekerja dan pegawai negeri maupun swasta yang bekerja hanya mengandalkan gaji tanpa mendapat berbagai tunjangan, sehingga harus dimaklumi apabila mereka mengharapkan dana pensiun.
Ketika masih aktif di parlemen, kata Uchok, anggota DPR mendapatkan gaji besar dengan fasilitas mewah seperti staf ahli, staf pribadi, rumah dinas, mobil, dan lain-lain. Namun saat tak menjabat tetapi masih mengambil dana pensiun dari negara, Uchok mengatakan, itu seperti tuan besar yang serakah.
"Kalau masih mengharapkan dana pensiun, itu namanya serakah sekali karena dampak ini akan menghabiskan uang negara," ujarnya.
Seharusnya, lanjut Uchok, kalau ingin dapat pensiun, seharusnya anggota DPR bukan dari negara. Tetapi, asuransi dana pensiun, yang skemanya di luar anggaran APBN. Di mana preminya yang harus bayar adalah dari anggota DPR sendiri.
Jakarta (B2B) - Members of the House of Representatives (DPR) should be aware of their role as a 'servant of the people' and not even burden the people. But this time, members of the House showed their weakness by accepting pension funds as a member of Parliament and not as an intellectual figure.
Coordinator of the Indonesian Forum for Budget Transparency (Fitra) Uchok Sky Khadafi said lawmakers should be respected as a politician of the people, they do not expect a pension fund.
"Former House members who regularly take pension funds, are like workers who rely more on muscle and prioritizing the greed. Was not a person who has a high intellectual," said Uchok through a statement on Friday (22/2).
He also compares, members of the House by workers and civil servants and private sector working only rely on salary without receiving various benefits, so it must be understood if they are expecting a pension fund.
When still active in parliament, said Uchok, legislators get salary with luxurious amenities such as skilled staff, personal staff, home office, car, and others. However, when not served, but still took the pension fund of the state, Uchok said, it's like a greedy boss.
"I still expect a pension fund, that's very greedy, because the impact would spend state funds," he said.
