Bentuk Protes Jalan Rusak, Warga Tanami Pohon Pisang di Jalan Ngembul Blitar

Citizen Plant Banana Trees on Jalan Ngembul Blitar as a Form of Damaged Roads

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Bentuk Protes Jalan Rusak, Warga Tanami Pohon Pisang di Jalan Ngembul Blitar
JALAN BERLUBANG: Kondisi Jalan Raya Desa Ngembul, Kabupaten Blitar kini telah berlubang serta berdebu. Bahkan jika musim hujan tiba lubang jalan akan berubah menjadi kubangan air yang sering mengakibatkan kecelakaan. (Foto: Istimewa)

Blitar, Jatim [B2B] - Sejumlah warga tanami pohon pisang di sepanjang jalan raya Desa Ngembul, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar. Penamaan pohon Pisang ini sebagai protes atas rusaknya jalan desa.

Menurut warga, kerusakan jalan ini sudah terjadi sejak lama. Total panjang rusak bahkan mencapai lebih dari delapan Kilometer yang melewati tiga desa yakni Desa Ngembul, Desa Rejoso serta Desa Jajakan.

“Ini bentuk Protes kita setelah jalan desa ini tidak kunjung diperbaiki, total panjang jalan rusak ini bahkan mencapai 8 Kilometer” kata salah satu warga, Suwan, Senin [31/10].

Kondisi jalan sendiri kini memang berlubang serta berdebu. Bahkan jika musim hujan tiba lubang jalan akan berubah menjadi kubangan air yang sering mengakibatkan kecelakaan.

Kerusakan ini terjadi setelah jalan raya di desa tersebut sering dilewati truk besar bermuatan tebu serta gula yang menuju sebuah pabrik tebu yang ada di desa Rejoso Kecamatan Binangun Kabupaten Blitar. Menurut warga sejak adanya aktivitas kendaraan besar jalan di desanya menjadi rusak parah.

“Jalan rusak ini terjadi setelah banyak truk pengangkut gula tebu melintas, Ya akibatnya jalan rusak gini hingga sejauh 8 Kilometer,” terang Suwan, warga.

Tidak hanya mengakibatkan kecelakaan, jalan rusak juga mengganggu kesehatan warga. Banyaknya debu yang beterbangan dan masuk ke rumah warga membuat masyarakat di Desa Ngembul sering terserang Batuk.

Warga kini juga harus rutin membersihkan rumah setiap pagi, siang dan sore hari. Hal itu dilakukan karena jumlah debu yang masuk ke rumah warga cukup banyak.

“Debunya sampai masuk rumah mas, warga juga banyak yang batuk-batuk hingga flu, karenakan kena debu itu,” ungkap Sudarti, warga.

Warga Desa Ngembul yang lain, Wiwit, juga merasakan dampak yang sama. Rumah dan tokonya yang berada di dekat jalan raya Ngembul juga dipenuhi dengan debu jalan. Ia pun juga merasakan dampak buruk debu jalan terhadap kondisi kesehatannya.

“Dampaknya buruk, batuk aja tidak sembuh sembuh akibat debu itu, bahkan batuk hampir satu bulan ini,” ujar Wiwit, warga sekitar.

Pembasahan jalan raya di desa Ngembul sendiri sebetulnya sudah dilakukan oleh perusahaan gula yang berada di Desa Rejoso kabupaten Blitar. Namun menurut warga jika kondisi jalan sudah kering maka debu akan beterbangan kembali dan masuk ke rumah.

Kini warga berharap agar jalan desa itu segera diperbaiki. Tujuannya agar aktivitas warga dapat berjalan normal dan terhindar dari pencemaran debu.

Blitar of East Java [B2B] - A number of residents planted banana trees along the highway in Ngembul Village, Binangun District, Blitar Regency. The banana tree was named as a protest against the damage to the village road.

According to residents, this road damage has been going on for a long time. The total length of damage has even reached more than eight kilometers, passing through three villages namely Ngembul Village, Rejoso Village and Jajakan Village.

"This is a form of our protest after this village road has not been repaired, the total length of this damaged road has even reached 8 Kilometers," said one resident, Suwan, Monday [31/10].

The road itself is now full of potholes and dust. Even if the rainy season arrives, the potholes will turn into puddles of water which often result in accidents.