Depresiasi Rupiah, Kemenkop Survei Kinerja UKM, kata Deputi Pengkajian

Indonesian Govt Will Do a Survey the Impact of Rpiah Depreciation to the Cooperatives and SMEs

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Depresiasi Rupiah, Kemenkop Survei Kinerja UKM, kata Deputi Pengkajian
Deputi Pengkajian Sumberdaya KUKM di Kemenkop dan UKM, Meliadi Sembiring dan Asisten Deputi Urusan Penelitian Sumberdaya UKM, Daniel Asnur meninjau koperasi pengelola wisata arung jeram di Bogor (Foto: B2B/Mac)

Jakarta (B2B) - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koperasi dan UKM akan melakukan survei dampak depresiasi rupiah terhadap kinerja koperasi, usaha kecil dan menengah (UKM) dalam waktu dekat.

Deputi Pengkajian Sumberdaya KUKM di Kemenkop dan UKM, Meliadi Sembiring mengatakan kementerian melakukan survei terhadap UKM yang menggunakan bahan baku impor, dengan bahan baku substitusi impor, dan menggunakan bahan baku lokal.

"Dampak depresiasi rupiah terhadap kinerja UKM secara keseluruhan harus dilakukan melalui survei, tidak bisa hanya mengatakan apa dampaknya tanpa melalui survei," kata Meliadi Sembiring kepada pers di kantornya pada Jumat (28/8).

Sebelumnya, Bupati Manggarai Timur Yoseph Tote dan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Temanggung Rony Nurhastuti mengatakan depresiasi rupiah yang menembus angka psikologis Rp14.000 per dolar AS belum berdampak kepada KUMKM di daerahnya, karena mereka memanfaatkan produk lokal dan tidak mengandalkan pada bahan baku impor.

"Tidak ada pengaruh karena semua kebutuhan masyarakat menggunakan produk murni lokal hasil UKM. Ekonomi wilayah kami terbantu dengan adanya kekuatan pelaku usaha koperasi dan UMKM," kata Bupati Yosep Tote usai bertemu Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga di Jakarta belum lama ini.

Pendapat senada dikemukakan Rony Nurhastuti bahwa daerahnya yang berada di provinsi Jawa Timur tidak terpengaruh depresiasi rupiah karena hampir semua produk UMKM menggunakan produk lokal.

"Bahkan beberapa produk seperti kopi diekspor ke luar negeri, sedangkan produk makanan ringan dari Temanggung sudah masuk ke pasar di Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi dan sebagian Jawa," kata Rony.

Menteri Puspayoga menambahkan koperasi dan UKM terbukti mampu bertahan dari terpaan depresiasi rupiah, karena mereka tidak tergantung pada produk impor. Namun bagi UKM yang mengandalkan produk impor akan merasakan dampak penguatan dolar AS.

"Jelas berdampak karena impor itu terkait kurs rupiah terhadap dolar. Ditambah lagi dengan kurangnya daya beli masyarakat untuk bisa membeli produk tersebut," kata Puspayoga.

Jakarta (B2B) - The Indonesian government through the Cooperatives and SMEs Ministry will survey the impact of the rupiah depreciation on the performance of cooperatives, small and medium enterprises (SMEs), according to the Indonesian official.

Deputy SME Resource Assessment in the ministry, Meliadi Sembiring said it will conduct a survey of SMEs that use imported raw materials, using raw materials import substitution, and the use of local raw materials.

"The impact of rupiah depreciation on the performance of SMEs can only be known through surveys, can not say the impact without the survey," Mr Sembiring told the press at his office on Friday (8/28).

Previously, the East Manggarai Regent Yoseph Tote and Head of the Department of Industry, Trade and Cooperative Temanggung district Rony Nurhastuti said he rupiah the depreciation have not been impacted to the cooperative and micro, small and medium enterprises (MSME) in the regions, because they use local products and not rely on imported raw materials.

"There is no effect, because the needs of the people using local products of SMEs. Economic in my district helped by cooperatives and SMEs," kata Regent Tote after meeting with the Cooperatives and SMEs Minister AAGN Puspayoga here recently.

The same opinion said by Rony Nurhastuti that Temanggung in East Java province not affected rupiah depreciation, almost all MSME products utilize local content.

"In fact the plantation products, such as coffee for export, while the snack food products shipped to Bali, Sumatra, Kalimantan, and Sulawesi and Java," Mr Nurhastuti said.

Minister Puspayoga adds cooperatives and SMEs proved able to withstand the depreciation of the rupiah, because it does not depend on imported products, but for SMEs that rely on imported products will be affected.

"Imported products were linked exchange rate of the dollar, and decreased purchasing power to buy it," Puspayoga said.