Menkop Puspayoga Gandeng Enam Menteri Kampanyekan Minum Jamu
Indonesian Ministers Launch Herbal Drinks to Promote Micro and Small `Jamu` Businesses
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Pemerintah RI mendorong pengembangan jamu gendong melalui berbagai upaya, salah satunya mempermudah pemberian Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) kepada para pelaku usaha mikro herbal tersebut.
"Kami akan mendorong UKM jamu untuk naik kelas, jangan jamu gendong terus. Dulu Martha Tilaar dari jamu gendong sekarang menjadi raksasa jamu," kata Menteri Koperasi RI, Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Puspayoga di Jakarta, Jumat.
Selain dengan IUMK, pihaknya juga akan membudayakan dan mengampanyekan minum jamu di kalangan masyarakat.
"Kita juga sudah berkoordinasi dan bersinergi lintas sektoral untuk mendorong UKM jamu semakin maju dan berkembang," katanya.
Pada kesempatan itu pihaknya menggandeng tujuh menteri untuk meluncurkan gerakan minum jamu bersama, yakni Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, Menteri Pariwisata, Menteri Pertanian, Menteri Kesehatan, dan Menteri Agraria dan Tata Ruang.
"Ini untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan, semakin banyak orang minum jamu semakin hidup produsen jamu kita," katanya.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya para pelaku usaha mikro untuk memiliki IUMK yang akan segera diluncurkan dalam waktu dekat.
IUMK sebagaimana diatur dalam Perpres, diberikan kepada pelaku usaha mikro dan kecil yang memenuhi persyaratan yang akan ditentukan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri.
Pemberian IUMK kepada usaha mikro dibebaskan dari biaya, retribusi, atau pungutan lainnya, sedangkan bagi usaha kecil diberikan keringanan dengan tidak dikenakan biaya, retribusi, atau pungutan lain.
Demi memastikan berjalannya kebijakan ini, Perpres IUMK menugaskan Menteri Dalam Negeri untuk mengoordinasikan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan IUMK dengan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian terkait dan pemerintahan daerah.
Sedangkan, Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan IUMK kepada Bupati/Walikota.
Jakarta (B2B) - Indonesian Cooperatives, Small and Medium Enterprises (SMEs) Minister, AAGN Puspayoga will strive to leverage the Indonesian herbal and traditional medicine, known as jamu by encouraging the small and micro business sector.
"We will provide encouragement through a variety of efforts, such as facilitating the provision of Small and Micro Business License for entrepreneurs," Puspayoga here on Friday.
The Small and Micro Business License or IUMK, as set forth in the regulation, is granted to SMEs that meet the requirements determined by the regional government based on the regulation of the home minister.
The IUMK helps micro enterprises to get exemptions from fees, charges, and/or other levies, while small businesses are provided relief in the form of no extra charges, fees, and/or other charges.
"We have coordinated with cross-sectoral institutions to encourage the growth of jamu SMEs," he stated.
In addition to the IUMK, the ministry will also initiate a campaign to increase people awareness regarding the benefits of consuming jamu with seven minister of Work Cabinet of Joko Widodo administration.
The six Indonesian ministers is SMEs Minister AAGN Puspayoga, Agriculture Minister Amran Sulaiman, Trade Minister Rachmat Gobel, Health Minister Nila Moeloek, Agrarian Minister Ferry Mursyidan Baldan, and Tourism Minister Arief Yahya launch the jamu drinking movement.
To ensure the implementation of this policy, a presidential decree (Perpres 98 Tentang IUMK) commissioned the home minister to coordinate the implementation of IUMK with the other ministries, government agencies, local governments, and NGOs.
In the meantime, the governors responsibility is to provide guidance and supervision regarding IUMK to the regent or mayor.
