Kopi Indonesia Disaingi Brasil dan Vietnam, Menkop Desak Kajian Mendalam

Minister Puspayoga Encourage Indonesian Coffee Able to Compete in International Market

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Kopi Indonesia Disaingi Brasil dan Vietnam, Menkop Desak Kajian Mendalam
Menkop UKM AAGN Puspayoga (kacamata) mencoba mesin kopi buatan Indonesia (atas) suasana pameran dan berbincang dengan duta kopi Indonesia (Foto2: B2B/Gusmiati Waris)

Jakarta (B2B) - Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga meminta pihak-pihak terkait untuk melakukan pengkajian terhadap kopi Indonesia kalah unggul dari kopi Brasil dan Vietnam di pasar internasional padahal Indonesia sudah mengenal dan mengolah kopi sejak abad ke-19, sementara kedua negara merupakan pemain baru di sektor kopi.

"Saya harapkan kualitas dan produktivitas kopi Indonesia ditingkatkan untuk memenangkan persaingan ekspor di mancanegara," kata Menteri Puspayoga pada Kamis (13/10) di Jakarta pada pembukaan 'Smesco Rembug Kopi Nusantara' yang berlangsung hingga hari ini.

Dia mengakui Indonesia belum menjadi produsen kopi terbesar dunia namun dari sisi kualitas, terbukti kopi Indonesia semakin disukai masyarakat dunia, "kesempatan inilah yang harus kita manfaatkan untuk meningkatkan ekspor kopi Indonesia."

Direktur Lembaga Layanan Pemasaran (LLP) Kemenkop dan UKM, Ahmad Zabadi mengatakan kegiatan tersebut dapat berkumpul dan tukar fikiran untuk meningkatkan daya saing kopi Indonesia di pasar internasional, mengingat kopi adalah penyumbang devisa terbesar keempat setelah kelapa sawit, karet, dan kakao.

"Kegiatan yang baru pertama kali diselenggarakan ini bertujuan mengenalkan keragaman kopi khas Indonesia sekaligus sebagai upaya untuk menyatukan potensi-potensi yang ada dari komoditas kopi Indonesia yang sudah terkenal hingga ke mancanegara," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Menkop UKM meminta Ahmad Zabadi segera mengurus hak cipta (paten) mesin kopi (roaster coffee) buatan John Rahardi yang sudah diekspor ke Jerman, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Singapura hingga ke Amerika Serikat (AS).

"Kalau produk ini luar biasa tidak segera dipatenkan tapi sudah diekspor ke mancanegara, saya khawatir malah akan dijiplak atau dipatenkan di sana. Ini jangan sampai terjadi, hak paten pengolah kopi karya Indonesia itu harus segera diurus persyaratan patennya," kata Menkop.

Jakarta (B2B) - Indonesian Cooperatives & SMEs Minister, AAGN Puspayoga urged the parties concerned to conduct an assessment of why the Indonesian coffee exports less competitive than Brazil and Vietnam in the international market, while Indonesia has been processing coffee since the 19th century, while the two countries is a new player in the international coffee trade.

"I hope quality and productivity of Indonesian coffee exports improved to win the competition in foreign countries," Minister Puspayoga told reporters here on Thursday (October 13) while opened the Indonesian coffee symposium.

He admitted that Indonesia has not become the world's largest coffee producer, but in terms of quality, Indonesia coffee proven popular around the world, "this opportunity should be utilized to improve Indonesia's coffee exports."

President Director of Indonesia's Institute of Marketing Cooperatives and SMEs, known as LLP-KUKM, Ahmad Zabadi said these activities can be a forum for communication and exchange of mind to improve the competitiveness of Indonesian coffee in the international market, because coffee is the fourth largest foreign exchange earnings for Indonesia after palm oil, rubber and cocoa.

"The activity was organized for the first time is aimed at introducing the diversity of Indonesian coffee and the potential of Indonesian coffee is famous all over the world," he said.

On the occasion, Minister Puspayoga asked the LLP-KUKM immediately take care about the document of copyrights coffee roaster machine made citizens of Indonesia, John Rahardi which has been exported to Germany, Japan, South Korea, Malaysia, Singapore and the United States.

"If this remarkable product without copyright but are also exported, I was worry would be imitated or produced by other parties, or patented abroad. It must be prevented, the process of copyright must be completed as soon as possible," he said.