Modul ILO Diterapkan Deputi Pengkajian Kemenkop UKM untuk PKL Bogor
Street Vendors Empowered by Indonesian Govt by C-BED Module of ILO
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Pedagang kaki lima (PKL) merupakan pelaku usaha sektor informal dengan jumlah yang sangat besar di Indonesia. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) berupaya melakukan program pemberdayaan PKL untuk menunjukkan keberadaan PKL sebagai pelaku ekonomi sehingga tidak dipandang sebelah mata serta menimbulkan polemik dalam penataan kota.
Menyikapi komitmen Pemerintah RI terhadap pemberdayaan PKL, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK, Kemenkop dan UKM, Meliadi Sembiring membuka Training of Trainer (TOT) untuk Bimbingan Teknis Pengembangan Pedagang Kaki Lima Kota Bogor di Bogor pada Kamis pagi (7/5). Pelatihan diikuti oleh 50 peserta meliputi penjaja makanan dan pedagang kecil, pengurus/pengawas koperasi, pegawai dinas koperasi, dan perwakilan dari dinas kesehatan.
Kegiatan pelatihan TOT merujuk pada modul yang dikembangkan International Labour Organization (ILO) sebagai organisasi dunia yang concern terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia atau tenaga kerja. ILO telah merancang modul-modul yang dikembangkan dengan metode kewirausahaan berbasis komunitas atau Community-based Enterprise Development (C-BED).
Meliadi Sembiring mengatakan melalui rintisan bimbingan teknis pengembangan PKL dengan metode disingkat C-BED diharapkan dapat meningkatkan kapasitas komunitas PKL mengembangkan bisnis mereka, maka kepemimpinan pengusaha kaki lima akan meningkat dan berdampak pada penguatan komunitas usaha dan lingkungan sekitarnya.
"Modul C-BED yang diluncurkan oleh ILO merupakan alat inovatif yag bergantung pada teknik fasilitasi diri sendiri dan pembelajaran sosial untuk membangun kapasitas keterampilan bisnis pelaku usaha," kata Meliadi Sembiring.
Tampak hadir Asisten Deputi Urusan Penelitian Sumberdaya UKM, Daniel Asnur; Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Bogor, Yudha Pratama dan Perwakilan ILO Indonesia, Novitria M Savirofski.
Bogor City, Indonesia (B2B) - Street vendors are informal entrepreneurs with a very large amount in Indonesia. Cooperatives and Small and Medium Enterprises (SMEs) Ministry seeks to empower street vendors as a community-based entrepreneurs so as not to be underestimated, especially as sparked polemics in urban planning, according to senior Indonesian official.
Deputy SMEs Resource Assessment of the ministry, Meliadi Sembiring in Bogor city on Thursday (7/5) has opened the Training of Trainers or TOT for the technical assistance to development of Bogor city´s street vendors. The TOT was attended by 50 participants include food vendors and small traders, managers and supervisors of cooperatives, and also the local office of the cooperative and health authorities of Bogor city.
TOT training activities refer to the module of the International Labour Organization (ILO) as an international organization which concern on improving the quality of human resources. The ILO has designed modules with community-based entrepreneurial method or Community-based Enterprise Development (C-BED).
Mr Sembiring said the method of C-BED is expected to increase the capacity of street vendors, business development, and the leadership of vendors will increase to strengthen the business community.
"Module C-BED launched by the ILO is an innovative tool that relies on self-facilitation techniques, and social learning to develop the business skills of entrepreneurs," he said.
Deputy Assistant for Research Resources of SMEs, Daniel Asnur; Head of Department of Cooperatives and SMEs Bogor City, Yudha Pratama; and ILO representative in Indonesia also present at the event.
