Medan (B2B) - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) AAGN Puspayoga menyatakan Indonesia belum siap hadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dari sisi kualitas sumber daya manusia (SDM), kualitas produk, permodalan. Namun Indonesia tidak perlu rendah diri karena pemerintah secara konsisten mengupaykan peningkatan jumlah wirausaha.

"Pertumbuhan wirausaha di Indonesia sudah sangat mendesak. Menjelang implementasi pasar tunggal ASEAN atau MEA, jumlah wirausaha harus ditingkatkan jumlahnya. Saat ini, jumlah wirausaha di Indonesia jauh di bawah Singapura yang mencapai tujuh persen dari jumlah penduduk, Malaysia lima persen, Thailand tiga persen. Jumlah wirausaha di Indonesia hanya 1,65% dibanding 250 juta penduduk," kata Puspayoga di Medan, Sumatera Utara pada Jumat pada kegiatan Wirausaha Muda Mandiri Goes To Pesantren di Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar.

Menurutnya, berbagai kebijakan digulirkan pemerintah untuk mempermudah terciptanya wirausaha baru, antara lain pembebasan biaya notaris untuk pengurusan izin usaha mikro, kemudahan pemberian izin bagi usaha UKM dengan hanya mengurus izin satu hari, kemudahan terhadap akses kredit ke Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Deputi Menteri Koperasi Prakoso BS mengatakan langkah lain pemerintah adalah akan menyalurkan permodalan kepada usaha mikro dan kecil yang tahun ini dianggarkan Rp80 miliar kepada 5.400 usaha mikro dan kecil, dengan bantuan modal maksimal Rp25 juta per usaha.

"Modal akan diberikan berdasarkan penilaian terhadap proposal yang masuk. Jika masuk kategori skala usaha kecil dan mikro bisa mendapat bantuan permodalan untuk mengembangkan usahanya," kata Prakoso.