Greenpeace Kecam Industri Fashion Pencemar Lingkungan di Rancaekek

Models in Gas Masks Highlight Indonesian Environmental Devastation

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Greenpeace Kecam Industri Fashion Pencemar Lingkungan di Rancaekek
Kampanye lingkungan tersebut berlangsung di Rancaekek, bagian dari wilayah Sungai Citarum di Jawa Barat, yang merupakan pusat dari industri tekstil Indonesia (Foto: MailOnline)

MENGENAKAN masker gas dan baju karya desainer, beberapa model berjalan di atas catwalk dengan latar belakang lingkungan yang tercemar, sawah penuh sampah di Indonesia, mengecam penggunaan zt pewarna di industri garmen yang memicu pencemaran lingkungan.

Para wanita muda berjalan naik dan turun dengan sepatu bot karet hitam di atas panggung dari bambu di atas pematang sawah seraya mengacungkan poster yang bertuliskan 'Katakan tidak pada produk fashion dengan limbah berbahaya.'

Peragaan busana unik tersebut, digelar oleh kelompok  Greenpeace dan desainer lokal, bertujuan untuk menyoroti kerusakan yang disebabkan oleh pabrik-pabrik tekstil, termasuk perusahaan yang memproduksi pakaian untuk merek global, yang sudah berlangsung bertahun-tahun dan membuang limbah industri ke saluran air di kawasan sekitar pabrik.

"Greenpeace mendesak industri untuk menghentikan pencemaran lingkungan dengan bahan kimia berbahaya," kata juru kampanye Ahmad Ashov Birry, yang mengorganisir acara seperti dilansir MailOnline.

"Kami mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku pencemaran dan memperkuat peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan bahan kimia berbahaya untuk masa depan lingkungan yang bebas limbah."

Acara pekan lalu berlangsung di Rancaekek, bagian dari Wilayah Sungai Citarum di Jawa Barat, yang merupakan pusat dari industri tekstil Indonesia.

Kawasan itu disebut sebagai salah satu dari 10 tempat paling tercemar di bumi pada 2013 oleh kelompok-kelompok lingkungan Blacksmith Institute dan Green Cross Swiss.

Kelompok-kelompok pencinta lingkungan menemukan berbagai racun - termasuk aluminium dan mangan - di sungai, yang memasok banyak air ke ibukota Jakarta.

Di Rancaekek saja, lebih dari 1.200 hektar lahan persawahamn tercemar, menurut Greenpeace.

Acara ini merupakan bagian dari kampanye Greenpeace yang disebut "Detox", yang berjalan sejak 2011 dan bertujuan untuk mengenali merek-merek terkenal untuk memastikan bahwa pemasok mereka tidak melepaskan bahan kimia berbahaya ke lingkungan.

Nama-nama besar seperti Zara dari Spanyol dan Adidas dari Jerman telah berkomitmen untuk kampanye.

Sungai dan tanaman telah diracuni oleh polusi di seluruh Indonesia yang luas oleh berbagai industri, dari manufaktur untuk pertambangan.

Lebih dari 100 juta orang Indonesia, dari populasi 250 juta, tidak memiliki akses ke air bersih, menurut Greenpeace.

WEARING GAS masks and designer dresses, models paraded down a catwalk against a backdrop of polluted, rubbish-strewn paddy fields in central Indonesia, a colourful condemnation of the fashion industry's role in causing environmental devastation.

The women marched up and down in black rubber boots on a runway of wooden planks to dance music, brandishing banners that read "Say no to fashion with a toxic trail".

The show, put on by environmental group Greenpeace and local designers, was aimed at highlighting the destruction caused by textile factories, including many producing clothes for global brands, that have for years been spewing industrial waste into the country's waterways.

"Greenpeace urges the industry to stop polluting the environment with hazardous chemicals," said the group's campaigner Ahmad Ashov Birry, who was organising the show.

"We urge the government to take stern action against the polluters and strengthen regulations related to the management of hazardous chemicals for a toxic-free future."

Last week's show took place at Rancaekek, part of the Citarum River Basin on Java island, which is the heart of the Indonesian textile industry.

The area was named as one of the 10 most polluted places on Earth in 2013 by environmental groups the Blacksmith Institute and Green Cross Switzerland.

The groups found a wide range of toxins -- including aluminium and manganese -- in the river, which supplies much of the water to the capital Jakarta.

In Rancaekek alone, more than 1,200 hectares (3,000 acres) of paddy fields have been polluted, according to Greenpeace.

The show was part of a Greenpeace campaign called "Detox", which has been running since 2011 and is aimed at getting well-known brands to ensure that their suppliers do not release hazardous chemicals into the environment.

Big names such as Spain's Zara and Germany's Adidas have committed to the campaign.

Rivers and crops have been poisoned by pollution across the vast Indonesian archipelago by a wide range of industries, from manufacturing to mining.

More than 100 million Indonesians, out of a population of 250 million, have no access to safe water, according to Greenpeace.